indahnya sebuah keluarga ketika kita masih bisa bersama mereka sampai mereka bisa menimang anak-anak kita,seketika hidup melepaskan salah satu dari mereka adalah penyesalan yang tak dapat kembali dan dihapus,bahagiakan mereka sekarang...!!
Anak Ayah dan Hadiahnya
Seorang pemuda yang sedang berada di tahun akhir sekolah mengharapkan sebuah mobil sport dari ayahnya, lantas, si pemuda memberitahu keinginannya kepada ayahnya. Ayahnya adalah seorang hartawan yang ternama. Ketika sang anak mengutarakannya, Sang ayah ayah hanya tersenyum. Si anak bertambah yakin, pasti mobil itu akan menjadi
miliknya.
Seorang pemuda yang sedang berada di tahun akhir sekolah mengharapkan sebuah mobil sport dari ayahnya, lantas, si pemuda memberitahu keinginannya kepada ayahnya. Ayahnya adalah seorang hartawan yang ternama. Ketika sang anak mengutarakannya, Sang ayah ayah hanya tersenyum. Si anak bertambah yakin, pasti mobil itu akan menjadi
miliknya.
Beberapa bulan berlalu, dengan kesungguhannya, si anak
telah lulus dengan prestasi yang gemilang. Iapun semakin yakin dengan
permintaannya.
Satu hari, sang ayah
memanggil anaknya yang sedang berada
diruang baca. Sang ayah memuji
anaknya sambil menyatakan kegembiraan
dan kebahagiaannya terhadap si anak. Si anak tersenyum puas, dimatanya sudah
terbayang mobil sport yang selama ini menjadi idamannya itu.
Tetapi…. tiba tiba sang ayah menghulurkan sebuah kotak yang berbungkus
rapi dan cantik. Si anakpun terkejut,
matanya berkaca kaca
kemudian sianak membuka kotak
itu, “Apa maksud semua ini, ayah….???”. Sebuah Al-Quran kecil;
imut degan cover kulit. Dan sebuah tulisan dengan tinta emas menghiasi
tulisan khat di bagian depan. Si anak memandang ayahnya tajam, merasa dirinya
dipermainkan, amarahnyapun memuncak.
“Ayah sengaja mempermainkan saya ?!. Bukannya ayah tahu betapa saya menginginkan mobil
itu, yah. Saya tahu ayah mampu
membelikan mobil itu. Bukannya Al qur’an ini yang saya minta..!!!”. Katanya
keras sambil melempar Al qur’an tersebut diatas meja. kemudian meninggalkan
sang ayah tanpa memberi sedetik waktupun untuk ayahnya bersuara. Dengan kesal sianak
berlari mengambil tas dan memasukkan bajunya
kedalamnya. Kemudian sianak meninggalkan ayahnya sendiri yang basah matanya
dengan air mata tanpa sempat berbicara.
10 tahun kemudian, si anak telah menjadi orang yang sukses,
istri yg cantik dan anak-anak yang sehat, cukup
membahagiakan, namun
gundah gulana, hatinya terpukul. Sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak
pernah melihat ayahnya lagi.
gundah gulana, hatinya terpukul. Sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak
pernah melihat ayahnya lagi.
Suatu hari, seseorang memberitakan bahwasanya sang
ayah telah meninggal dunia dan meninggalkan semua warisan kepada si anak. Ia
diminta pulang sekarang juga untuk menyelesaikan masalah warisan
Dengan hati pilu, ia pergi untuk pertama kalinya
kerumah ayahnya yang dulu. Hatinya tepukul memperhatikan banglo yg menyimpan
1001 kenangan masa lalunya. Hatinya sedih bertambah sedih tatkala mendapati di atas meja di ruang bacannya, Al-qur’an yang ia lempar dulu masih
setia berada di situ. bagaikan setianya hati ayahnya mengharapkan
kepulangannya selama ini. perlahan lahan langkahnya menuju ke meja tersebut.
Kemudian ia mengambil Al-qur’an itu dan membuka bukanya dengan mata yang
berkaca kaca. Tiba-tiba …..
“Klinting…!”. Suara sesuatu jatuh dari Al-qur’an. Ternyata segugus kunci. Di muka
belakang Al-quran itu, sebuah sampul surat
diselipkan. Kunci itu segera dipungutnya, hatinya bertanya tanya. Nyata sekali
di dalam sampul surat
itu terdapat nota pembelian mobil sport yang dibelinya
dengan cash dan sepucuk warkat bertuliskan tanda tangan orang yang
paling ia sayangi
“HADIAH TERISTIMEWA UNTUK PUTERAKU
TERSAYANG” .
Seketika itu air mata si anak menitis deras.hatinya
remuk redam bagai ditusuk sembilu
0 komentar:
Posting Komentar