Sabtu, 28 Mei 2011

Birunya Hidup

terbangun bersama mentari pagi yang indah
terbangun bersama indahnya pelangi
sebiru hari ini birunya bagai indahnya permadani ditaman surga
sebiru cinta dihati pagi ini bagai awan yang berjalan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
pagi yang indah dan indahnya pagi akan terasa engkau temukan ketika hati mulai bangun
indahnya pagi ketika terbangun dari mimpi-mimpi indahmu

Bangun ...
dan mulailah bangkit dan menghadapi kenyataan
perjuangkanah hari ini !!

Mulailah berkarya...

"Hidup takkan ada yang sempurna tapi minimal kita sudah berusaha untuk menjadin Hidup yang SEMPURNA ... !!! "
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Kesetiaan Keluarga

Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.

Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.

Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.

Di suatu senja, ba’da Isya di sebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya ketika berangkat ke mesjid.

Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri “Kenapa Bu?”

Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pak”.

“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. Walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.

Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang.

Kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah.
Kaki yang telah menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku...”

Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….

*****

Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan, dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut sembari bergumam, “Terimakasih ya, Bu...”

“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu,” tukas sang istri tersipu malu.

“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun,” kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri. “Bapak kok bicara begitu? Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.

Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama...”

*****

Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at.

Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu, sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia yang fana ini.
Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahiyyat terakhir.

Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia pergi menghadap Yang Maha Kuasa.

“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah...” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat ke mesjid.

Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal?

Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri di dunia ini? Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya.

Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan di hatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang mulia di sisi Allah.

*****

Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut.

“Apa yang Bapak lakukan?" tanya istrinya senang bercampur bingung.

“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa pergi tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir, Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal... Bapak pun mohon izin untuk menjemput Ibu...”

Istrinya menangis, sebelum akhirnya berkata, “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri.. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan..."

Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Membahagiakan Sebuah Kehidupan


Hidup Adalah Motivasi
Motivasi Hidup memberikan apa yang kita berikan kepada hidup...
Hidup adalah perjuangan yang akan memotivasi perjuangan kita diakhirat...
dengan hidup kita bisa makan dan dengan makan kita bisa hidup..
rugilah orang-orang yang "Hidup untuk Makan" dan beruntunglah orang-orang yang memiliki motivasi "Makan untuk Hidup"




Mario Teguh Golden Ways mengatakan ;
Masalah yang terjadi karena kurangnya tindakan, hanya bisa diperbaiki dengan tindakan.

Jika kita telah melebihkan doa tetapi kurang bertindak, kita harus melebihkan tindakan, tanpa mengurangi doa.

Maka,

Janganlah kita hanya berdoa, tetapi tidak melakukan sesuatu yang menjadi sebab terjawabnya doa.


Sebuah upaya belumlah lengkap, jika hanya berisi doa untuk diringankannya beban, tanpa diikuti dengan tindakan pasti dan tegas untuk menjadikan kita lebih kuat daripada beban kita sekarang.

Karena,

Bukan besarnya beban yang menyiksa kita, tetapi kecilnya kemampuan.

Itu sebabnya,

Keluhan yang disebabkan oleh besarnya beban, adalah pemberitahuan untuk memperkuat diri.

Maka berketetapanlah untuk menjadikan diri lebih kuat daripada beban-beban kita sekarang, karena beban kehidupan hanya akan membesar.

Dan marilah kita bersikap ekstra hati-hati, jika sebagian besar dari isi doa kita adalah keluhan dan permintaan yang disemangati oleh rendahnya kemampuan.

Marilah kita ingat, bahwa

Upaya = Doa + Tindakan

Maka, segera setelah kita berdoa, marilah kita melibatkan diri dalam pergaulan dan pekerjaan yang menjadikan kehadiran kita berguna.

Karena,

Jika seseorang hadir tidak untuk menambahkan nilai, untuk apakah dia hadir?

Dan siapa pun yang kehadirannya menyebabkan perubahan yang baik, akan dimuliakan oleh lingkungannya.

Dan dia yang kehadiran dalam hari-harinya menjadi pendamai hati, menjadi pelurus pikiran, dan menjadi peneladan indahnya tindakan, akan menerima peran dari langit sebagai rahmat bagi sesamanya.

Dan itulah tujuan dari agama, yaitu
menjadikan kita rahmat bagi semua jiwa yang hadir dalam kehidupan kita dan dalam kehidupan para penerus kita.

………..

Sahabat saya yang sedang bekerja keras agar hanya kebaikan yang menjadi pengisi kehidupannya,

Agama adalah pembaik.

Maka siapa pun yang mengeluhkan kualitas hidupnya, harus mengembalikan agamanya sebagaimana agamanya – seharusnya.

Agama adalah pembaik.

Jika seseorang telah beragama, tetapi belum sampai pada kehidupan yang damai dan sejahtera, itu pasti karena ada bagian-bagian dari pembentuk agamanya yang belum diberdayakannya.

Agama adalah pembaik.

Maka tidak ada satu jiwa pun yang tidak baik hidupnya, jika dia memerankan agamanya dengan seutuhnya dalam kehidupannya.

Dan yang mencapai tingkat-tingkat yang tinggi dari kita, adalah dia yang memerankan dirinya dalam penegakan agamanya.

Karena,

Siapa pun yang menolong agamanya, tidak akan dibiarkan hidup tanpa pertolongan.

Dan salah satu cara yang cantik untuk menolong agama, adalah membuktikan bahwa agama kita membaikkan kehidupan bagi diri sendiri dan bagi sesama.

Maka marilah kita lebih berhati-hati dalam mengunggulkan yang kita yakini, jika cara-cara hidup kita tidak membuktikan nilai dari yang kita yakini.

Agama adalah pembaik.

Dan seperti semua alat, keefektifannya ditentukan oleh ketepatan dari penggunaannya.

Dan seperti semua jalan, keselamatan kita di jalan itu ditentukan oleh kebijakan kita dalam menjalaninya.

Maka siapa pun yang telah beragama, tidak boleh mempertanyakan ketepatan dari agamanya, saat mencari alasan bagi kelemahan dan kelambanan hidupnya, tetapi mencermatkan perhatian kepada keindahan cara-caranya dalam memerankan agama dalam kehidupannya.

Dan karena agama adalah pembaik, maka jiwa-jiwa yang hidup setulusnya dalam kebaikan akan melihat agama sebagai kehidupan yang sebenarnya.

Maka, sempurnalah agama kita bagi kita, saat kita ikhlas menerima, bahwa

Agama adalah kehidupan, dan kehidupan adalah agama.

Tuhan telah menyempurnakan agama kita bagi kita, tetapi kitalah yang harus menyempurnakannya dalam kehidupan kita masing-masing.

Dan,

Jiwa yang menyempurnakan agamanya, menyempurnakan kehidupannya.

………..

Sahabat saya yang super,
yang baik hatinya,
yang besar impiannya,
dan yang sama haknya untuk hidup sejahtera dan berbahagia,

begitu dulu ya?

Kita teruskan bahasan kita nanti, dalam Super Note berikutnya.

Kita mungkin belum pernah bertemu atau bertegur-sapa, atau belum saling berjabat-tangan, tetapi karena kita bersaudara dan bersahabat – maka sudah lengkaplah tugas saya dan para sahabat di Mekkah untuk meneruskan doa dan harapan Anda di Tanah Suci ini.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, untuk mendamaikan dan membahagiakan Anda dan keluarga terkasih.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Kaya, untuk memperkaya dan memperkasakan kehidupan Anda dan keluarga terkasih.

Kami memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang untuk membukakan pintu-pintu rahmat bagi Anda dan keluarga terkasih.

Dan bagi Anda yang merindukan perjamuan yang indah dan nikmat yang dihamparkan bagi tamu-tamu kehormatan Tuhan di Tanah Suci, kami mendoakan agar Tuhan Yang Maha Menyegerakan mengundang Anda, memampukan Anda, dan menghadirkan Anda di sini.


»»  baca lanjutannya sob .. ..