Selasa, 24 Januari 2012

LEGENDA BUKU AJAIB

Alkisah, tersebutlah Profesor Fulan, sosok ilmuwan sangat jenius. Suatu ketika ia mengumumkan penemuannya tentang buku ajaib dalam sebuah wawancara di televisi. Buku tersebut, menurutnya, adalah buku yang berisi tulisan tentang seluruh hal yang berkenaan dengan pembangunan gedung pencakar langit, bidang keahlian yang telah digelutinya sejak lama. Buku ini berisi informasi dan penjelasan super-lengkap, dari segala bahan baku yang dibutuhkan untuk membangun gedung pencakar langit, hingga rancangan serta proses pembuatannya hingga jadi. Uniknya, ternyata buku ini tidak terlalu tebal, dan ukurannya pun mini, lebih kecil dari buku saku.

Keunikan buku tersebut, tambah sang profesor, tidak terbatas pada ukurannya saja. Buku ajaibnya mudah digunakan oleh siapa saja, terlepas latar belakang pendidikannya, usia, maupun jenis kelamin. Mendengar hal ini, para penonton televisi pun terheran-heran dan penasaran. Tak ayal lagi, ketika kesempatan bertanya dibuka, para penonton di studio pun berebut kesempatan untuk bertanya lebih lanjut.

Salah satu penonton menyangsikan ucapan sang profesor dan meminta penjelasan lebih lanjut tentang penggunaan buku tersebut. Dengan ringan dan tersenyum bangga, sang profesor menjawab bahwa ini adalah hal mudah. Siapa pun yang telah membeli bukunya hanya perlu menggali lubang dalam tanah, lalu memasukkan buku ajaibnya dan menguburnya. Setiap pekan sekali, 'kuburan buku ajaib' tersebut perlu disirami seember air dan diberi pupuk berupa satu kilogram semen. Pada tahun kesepuluh, dari tempat itu, sebuah gedung pencakar langi yang siap digunakan akan muncul dengan sendirinya, jawab sang profesor.

Fiksi ilmiah, begitulah mungkin yang terlintas dalam benak kita ketika membaca baris demi baris kisah di atas. Namun, sebagaimana kisah fiksi ilmiah yang seringkali terilhami oleh penemuan ilmiah yang nyata, kisah di atas pun bukanlah tanpa fakta.

Kegunaan penting buku adalah sebagai alat untuk menuliskan atau menyimpan informasi. Selain buku, perangkat komputer seperti disket, harddisk, CD atau piranti semisalnya merupakan produk teknologi terkini untuk menyimpan data atau informasi. Namun, segala piranti ini jauh lebih ketinggalan dibandingkan apa yang dihasilkan alam: biji tumbuhan. Biji atau benih berisi informasi dalam molekul DNA yang dikandungnya. Benih jauh lebih kecil ketimbang perangkat penyimpan informasi di atas, tetapi mampu menyimpan seluruh informasi tentang seluk-beluk tumbuhan, bahkan pohon raksasa menjulang tinggi yang bakal tumbuh. Lebih dari itu, perlu air, sinar matahari, dan mineral dalam tanah saja untuk mewujudkan informasi dalam benih menjadi kenyataan; hal yang ajaib tapi nyata. Tidak ada buku, CD, disket atau harddisk yang setelah dikubur, diairi dan diberi pupuk, lantas mampu menterjemahkan informasi yang disimpannya menjadi kenyataan dalam rentang waktu tertentu.

Profesor Fulan dan buku ajaibnya boleh saja dikatakan dongeng fiksi yang takkan pernah terwujud. Namun, ada yang jauh lebih sempurna dari itu, yakni Allah dan benih ciptaan-Nya, yang ternyata telah menjadi kisah nyata sejak lama! (cs)
»»  baca lanjutannya sob .. ..

SIANG MALAM ISTIMEWA

Teman-teman, lagi asyik-asyik main, eeeh matahari mulai tenggelam, mama pun memanggil kita untuk pulang ke rumah karena hari mulai gelap. Teman kamu Dzikry berpikir kenapa sih ada siang dan malam? Kenapa hari itu tidak siang saja, kan asyik terang benderang terus. Teman-teman juga pernah berpikir seperti Dzikry ya?

Sudah sejak lama, manusia selalu mencoba mencari tahu setiap kejadian-kejadian nyata yang terjadi di sekelilingnya. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah tentang pergantian siang dan malam, dan kaitannya dengan perubahan musim yang berbeda di beberapa belahan bumi.

Terjadinya siang-malam, berdasarkan penelitian para ahli, tidak lepas dari adanya perputaran bumi pada porosnya dan mengorbit pada matahari. Bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari enam jam untuk membuat satu orbit matahari.

Pada sisi lain, cahaya matahari tidak mampu menyinari seluruh isi bumi secara bersamaan. Ketika teman-teman berada di siang hari, berarti bagian bumi tempat kamu berpijak sedang menghadap matahari. Dan sebaliknya ketika malam tiba, saat bagian bumi yang kamu pijak itu sedang membelakangi matahari.



Pergantian siang dan malam, terkait pula dengan pergantian musim. Pergantian siang dan malam di Indonesia selalu tetap dengan rata-rata perputaran 24 jam sehari. Sehingga di Indonesia, kita hanya mengalami dua musim, yakni panas dan dingin. Ini berbeda dengan yang terjadi di kutub maupun di sejumlah negara di belahan Eropa dan Amerika yang kadang-kadang mengalami panas berkepanjangan atau sebaliknya. Negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa tidak akan pernah mengalami pergantian empat musim. Karena daerah khatulistiwa selalu menghadap ke arah matahari, maka daerah khatulistiwa selalu panas.

Sementara, pergantian empat musim yakni musim dingin, gugur, semi dan panas, juga tidak lepas dari orbit bumi terhadap matahari dan putaran pada porosnya. Musim berganti selama sisi lain bumi condong atau jauh dari matahari. Apabila kutub utara condong ke matahari, belahan bumi bagian utara bertambah dekat dengan matahari dan terjadi musim panas. Sementara, belahan bumi selatan cenderung menjauh dari matahari dan terjadilah musim dingin.Begitu pula sebaliknya. Antara musim dingin dan musim panas di belahan bumi lain mengalami musim semi atau musim gugur. Di kutub utara, ketika pertengahan musim panas tiba, matahari akan terlihat sepanjang malam dan siang. Sedangkan ketika musim dingin datang, kita sama sekali tidak bisa melihat matahari.

Sungguh luar biasa bukan teman-teman keseimbangan pengaturan alam semesta ini. Siapakah Sang Pengatur alam yang Maha Hebat ini? Dia-lah Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. (luy)

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Al Jaatsiyah, 45: 13)
»»  baca lanjutannya sob .. ..

SIANG MALAM ISTIMEWA

Teman-teman, lagi asyik-asyik main, eeeh matahari mulai tenggelam, mama pun memanggil kita untuk pulang ke rumah karena hari mulai gelap. Teman kamu Dzikry berpikir kenapa sih ada siang dan malam? Kenapa hari itu tidak siang saja, kan asyik terang benderang terus. Teman-teman juga pernah berpikir seperti Dzikry ya?

Sudah sejak lama, manusia selalu mencoba mencari tahu setiap kejadian-kejadian nyata yang terjadi di sekelilingnya. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah tentang pergantian siang dan malam, dan kaitannya dengan perubahan musim yang berbeda di beberapa belahan bumi.

Terjadinya siang-malam, berdasarkan penelitian para ahli, tidak lepas dari adanya perputaran bumi pada porosnya dan mengorbit pada matahari. Bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari enam jam untuk membuat satu orbit matahari.

Pada sisi lain, cahaya matahari tidak mampu menyinari seluruh isi bumi secara bersamaan. Ketika teman-teman berada di siang hari, berarti bagian bumi tempat kamu berpijak sedang menghadap matahari. Dan sebaliknya ketika malam tiba, saat bagian bumi yang kamu pijak itu sedang membelakangi matahari.



Pergantian siang dan malam, terkait pula dengan pergantian musim. Pergantian siang dan malam di Indonesia selalu tetap dengan rata-rata perputaran 24 jam sehari. Sehingga di Indonesia, kita hanya mengalami dua musim, yakni panas dan dingin. Ini berbeda dengan yang terjadi di kutub maupun di sejumlah negara di belahan Eropa dan Amerika yang kadang-kadang mengalami panas berkepanjangan atau sebaliknya. Negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa tidak akan pernah mengalami pergantian empat musim. Karena daerah khatulistiwa selalu menghadap ke arah matahari, maka daerah khatulistiwa selalu panas.

Sementara, pergantian empat musim yakni musim dingin, gugur, semi dan panas, juga tidak lepas dari orbit bumi terhadap matahari dan putaran pada porosnya. Musim berganti selama sisi lain bumi condong atau jauh dari matahari. Apabila kutub utara condong ke matahari, belahan bumi bagian utara bertambah dekat dengan matahari dan terjadi musim panas. Sementara, belahan bumi selatan cenderung menjauh dari matahari dan terjadilah musim dingin.Begitu pula sebaliknya. Antara musim dingin dan musim panas di belahan bumi lain mengalami musim semi atau musim gugur. Di kutub utara, ketika pertengahan musim panas tiba, matahari akan terlihat sepanjang malam dan siang. Sedangkan ketika musim dingin datang, kita sama sekali tidak bisa melihat matahari.

Sungguh luar biasa bukan teman-teman keseimbangan pengaturan alam semesta ini. Siapakah Sang Pengatur alam yang Maha Hebat ini? Dia-lah Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. (luy)

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Al Jaatsiyah, 45: 13)
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Fir'aun Mesir

Salah satu peradaban tertua di dunia adalah Mesir. Penemuan tulis-menulis di sekitar milenium ketiga sebelum masehi, pemanfaatan Sungai Nil, dan cara mereka mempertahankan diri dari serangan musuh, semuanya berperan penting dalam memajukan peradaban ini.

Mesir Kuno terletak di lembah Sungai Nil, yang termasuk keajaiban alam di dunia. Berkat kesuburan yang bersumberkan dari sungai ini, yang membentang dari satu ujung benua Afrika ke ujung lainnya, penduduk Mesir dapat bercocok tanam tanpa harus bergantung pada musim hujan. Tentang hal ini, sejarawan, Ernst Gombrich, menyatakan sebagai berikut:

Afrika sangatlah panas. Berbulan-bulan tanpa hujan. Sehingga banyak bagian benua ini yang gersang. Wilayah itu tertutupi gurun pasir. Inilah yang terjadi di wilayah kiri dan kanan Mesir. Hujan turun sangat jarang di Mesir. Tapi hujan tidak begitu diperlukan, karena Sungai Nil mengalir di tengah-tengah negeri ini. (Ernst Gombrich, Eine Kurze Weltgeschichte Für Junge Leser, Dumont Buchverlag, Köln, 1985)


Peran sangat strategis ini menjadikan siapa pun yang menguasai Sungai Nil berkuasa atas sumber terpenting perniagaan dan pertanian Mesir, dengan kata lain, sumber utama kehidupannya. Para penguasa Mesir Kuno membangun kerajaan kuat dengan cara itu. Mereka di kemudian hari dikenal dengan sebutan "Fir'aun".

Keadaan alam Mesir sangat berpengaruh pada kehidupan orang-orang Mesir kuno. Letak geografis negeri ini menjadikannya terlindungi sangat baik dari ancaman luar. Mesir dikelilingi gurun pasir, pegunungan, dan lautan di semua sisinya. Hanya ada dua jalan masuk bagi penyerang negeri ini, sesuatu yang mudah bagi pasukan Mesir untuk menghadapinya.

Penduduk Mesir hidup tertutup dari dunia luar akibat keadaan alam ini. Selama berabad-abad, keterkungkungan tersebut memunculkan fanatisme buta. Ketertutupan dari perkembangan terkini dan pembaharuan menyebabkan mereka bersikukuh pada keyakinan mereka. Bangsa Mesir Kuno mempercayai banyak dewa atau tuhan. Selain itu, kehidupan setelah mati menjadi bagian terpenting keyakinan bangsa Mesir. Dipercaya bahwa ruh manusia akan tetap hidup setelah jasadnya mati dan ruh tersebut akan dimintai pertanggungjawaban. Timbangan diletakkan dan para saksi dikumpulkan, lalu segala amal baik dan buruk orang mati ini dimusyawarahkan. Lalu tuhan hakim memberikan putusannya. Mereka yang berat timbangan kebaikannya akan hidup bahagia nan kekal, sedang yang berat timbangan keburukannya akan menderita siksa abadi.

Mustahil bila keyakinan bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati ini tak terkait dengan keyakinan pada satu Tuhan (Monoteisme) dan agama yang benar. Ini menunjukkan, peradaban Mesir Kuno dulunya pernah menjadi bagian dari agama yang benar beserta wahyunya. Namun, di kemudian hari agama ini diselewengkan, dan keyakinan pada satu Tuhan berubah menjadi pada banyak Tuhan. Kita tahu bahwa dari waktu ke waktu para rasul diutus untuk mengingatkan manusia tentang ke-Esaan Allah dan penghambaan diri pada-Nya. Di antara mereka ialah Nabi Yusuf, yang hidupnya dikisahkan dalam Al Qur'an secara rinci. Nabi Yusuf pindah ke Mesir dengan kaum Bani Israil dan menetap di sana. Setelah beliau wafat, mulailah perbudakan atas orang-orang Bani Israil. Masa itu berakhir dengan diutusnya Nabi Musa sebagai rasul dan pemindahan warga Bani Israil olehnya keluar dari Mesir.

Para Fira'un Mesir berwatak kejam, penindas, suka berperang, dan bengis. Kesamaan mereka adalah pengakuan mereka sebagai sosok maha agung dalam sistem banyak tuhan (politeisme) bangsa Mesir yang menyimpang. Mereka tega menumpahkan darah tanpa sedikit pun merasa bersalah.

Namun, dalam sejarah Mesir, ada satu Fir'aun yang berbeda dari yang lain. Fir'aun ini menyatakan keberadaan satu-satunya Pencipta. Semata karena alasan tersebut, ia ditentang oleh para Pendeta Amon dan akhirnya dibunuh. Fir'aun itu adalah Amenhotep IV, yang bertahta di awal abad ke-14 SM. Ketika Amenhotep IV berkuasa pada tahun 1375 SM, ia memerangi kekolotan yang berkembang selama berabad-abad, dan karenanya menghadapi tentangan sangat berat. Tekanan ini disebabkan kebijakannya mengubah agama politeistis bangsa Mesir, menggantinya dengan keyakinan pada satu Tuhan, dan melakukan perubahan besar-besaran di segala bidang.

Namun, para pemimpin di ibukota Thebes memerangi Amenhotep. Mereka yang mendukungnya meninggalkan ibukota dan pindah ke daerah lain. Di sini, Amenhotep mengubah namanya menjadi Ahk-en-aton, yang berarti "Hamba Aton". Aton, menurut Amenhotep, adalah " pencipta langit dan bumi ", ini menunjukkan keimanannya pada satu Tuhan saja.

Fir'aun-fir'aun kejam lainnya naik tahta setelah Amenhotep. Mereka kembali menyebarkan agama lama mereka yang politeistis, dan berupaya sekuat tenaga mengembalikan masa lalu. Kurang lebih seabad kemudian, Ramses II naik tahta dan berkuasa paling lama dalam sejarah Mesir. Menurut banyak ahli sejarah, Ramses II-lah yang menindas Bani Israil dan memerangi Nabi Musa.

Bangsa Mesir Kuno menolak menanggalkan keyakinan berhala karena taklid buta mereka. Para Rasul telah datang untuk mengingatkan mereka agar mengimani satu Tuhan, tapi para pengikut Fir'aun selalu kembali pada keyakinan lama mereka. Akhirnya, Allah mengirim Nabi Musa sebagai utusan-Nya di saat kaum Bani Israil tengah diperbudak
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Fir'aun Mesir

Salah satu peradaban tertua di dunia adalah Mesir. Penemuan tulis-menulis di sekitar milenium ketiga sebelum masehi, pemanfaatan Sungai Nil, dan cara mereka mempertahankan diri dari serangan musuh, semuanya berperan penting dalam memajukan peradaban ini.

Mesir Kuno terletak di lembah Sungai Nil, yang termasuk keajaiban alam di dunia. Berkat kesuburan yang bersumberkan dari sungai ini, yang membentang dari satu ujung benua Afrika ke ujung lainnya, penduduk Mesir dapat bercocok tanam tanpa harus bergantung pada musim hujan. Tentang hal ini, sejarawan, Ernst Gombrich, menyatakan sebagai berikut:

Afrika sangatlah panas. Berbulan-bulan tanpa hujan. Sehingga banyak bagian benua ini yang gersang. Wilayah itu tertutupi gurun pasir. Inilah yang terjadi di wilayah kiri dan kanan Mesir. Hujan turun sangat jarang di Mesir. Tapi hujan tidak begitu diperlukan, karena Sungai Nil mengalir di tengah-tengah negeri ini. (Ernst Gombrich, Eine Kurze Weltgeschichte Für Junge Leser, Dumont Buchverlag, Köln, 1985)


Peran sangat strategis ini menjadikan siapa pun yang menguasai Sungai Nil berkuasa atas sumber terpenting perniagaan dan pertanian Mesir, dengan kata lain, sumber utama kehidupannya. Para penguasa Mesir Kuno membangun kerajaan kuat dengan cara itu. Mereka di kemudian hari dikenal dengan sebutan "Fir'aun".

Keadaan alam Mesir sangat berpengaruh pada kehidupan orang-orang Mesir kuno. Letak geografis negeri ini menjadikannya terlindungi sangat baik dari ancaman luar. Mesir dikelilingi gurun pasir, pegunungan, dan lautan di semua sisinya. Hanya ada dua jalan masuk bagi penyerang negeri ini, sesuatu yang mudah bagi pasukan Mesir untuk menghadapinya.

Penduduk Mesir hidup tertutup dari dunia luar akibat keadaan alam ini. Selama berabad-abad, keterkungkungan tersebut memunculkan fanatisme buta. Ketertutupan dari perkembangan terkini dan pembaharuan menyebabkan mereka bersikukuh pada keyakinan mereka. Bangsa Mesir Kuno mempercayai banyak dewa atau tuhan. Selain itu, kehidupan setelah mati menjadi bagian terpenting keyakinan bangsa Mesir. Dipercaya bahwa ruh manusia akan tetap hidup setelah jasadnya mati dan ruh tersebut akan dimintai pertanggungjawaban. Timbangan diletakkan dan para saksi dikumpulkan, lalu segala amal baik dan buruk orang mati ini dimusyawarahkan. Lalu tuhan hakim memberikan putusannya. Mereka yang berat timbangan kebaikannya akan hidup bahagia nan kekal, sedang yang berat timbangan keburukannya akan menderita siksa abadi.

Mustahil bila keyakinan bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati ini tak terkait dengan keyakinan pada satu Tuhan (Monoteisme) dan agama yang benar. Ini menunjukkan, peradaban Mesir Kuno dulunya pernah menjadi bagian dari agama yang benar beserta wahyunya. Namun, di kemudian hari agama ini diselewengkan, dan keyakinan pada satu Tuhan berubah menjadi pada banyak Tuhan. Kita tahu bahwa dari waktu ke waktu para rasul diutus untuk mengingatkan manusia tentang ke-Esaan Allah dan penghambaan diri pada-Nya. Di antara mereka ialah Nabi Yusuf, yang hidupnya dikisahkan dalam Al Qur'an secara rinci. Nabi Yusuf pindah ke Mesir dengan kaum Bani Israil dan menetap di sana. Setelah beliau wafat, mulailah perbudakan atas orang-orang Bani Israil. Masa itu berakhir dengan diutusnya Nabi Musa sebagai rasul dan pemindahan warga Bani Israil olehnya keluar dari Mesir.

Para Fira'un Mesir berwatak kejam, penindas, suka berperang, dan bengis. Kesamaan mereka adalah pengakuan mereka sebagai sosok maha agung dalam sistem banyak tuhan (politeisme) bangsa Mesir yang menyimpang. Mereka tega menumpahkan darah tanpa sedikit pun merasa bersalah.

Namun, dalam sejarah Mesir, ada satu Fir'aun yang berbeda dari yang lain. Fir'aun ini menyatakan keberadaan satu-satunya Pencipta. Semata karena alasan tersebut, ia ditentang oleh para Pendeta Amon dan akhirnya dibunuh. Fir'aun itu adalah Amenhotep IV, yang bertahta di awal abad ke-14 SM. Ketika Amenhotep IV berkuasa pada tahun 1375 SM, ia memerangi kekolotan yang berkembang selama berabad-abad, dan karenanya menghadapi tentangan sangat berat. Tekanan ini disebabkan kebijakannya mengubah agama politeistis bangsa Mesir, menggantinya dengan keyakinan pada satu Tuhan, dan melakukan perubahan besar-besaran di segala bidang.

Namun, para pemimpin di ibukota Thebes memerangi Amenhotep. Mereka yang mendukungnya meninggalkan ibukota dan pindah ke daerah lain. Di sini, Amenhotep mengubah namanya menjadi Ahk-en-aton, yang berarti "Hamba Aton". Aton, menurut Amenhotep, adalah " pencipta langit dan bumi ", ini menunjukkan keimanannya pada satu Tuhan saja.

Fir'aun-fir'aun kejam lainnya naik tahta setelah Amenhotep. Mereka kembali menyebarkan agama lama mereka yang politeistis, dan berupaya sekuat tenaga mengembalikan masa lalu. Kurang lebih seabad kemudian, Ramses II naik tahta dan berkuasa paling lama dalam sejarah Mesir. Menurut banyak ahli sejarah, Ramses II-lah yang menindas Bani Israil dan memerangi Nabi Musa.

Bangsa Mesir Kuno menolak menanggalkan keyakinan berhala karena taklid buta mereka. Para Rasul telah datang untuk mengingatkan mereka agar mengimani satu Tuhan, tapi para pengikut Fir'aun selalu kembali pada keyakinan lama mereka. Akhirnya, Allah mengirim Nabi Musa sebagai utusan-Nya di saat kaum Bani Israil tengah diperbudak
»»  baca lanjutannya sob .. ..

DNA Yang Luar Biasa

Biokimia modern juga memperlihatkan desain rumit dari molekul DNA yang tak terbayangkan sebelumnya. Bentuk dan susunan molekul DNA ditemukan oleh dua orang ilmuwan, James Watson dan Francis Crick, pada tahun 1955. Penemuan mereka menunjukkan bahwa kehidupan ternyata jauh lebih rumit dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Kendatipun seorang evolusionis tulen, Francis Crick, yang mendapat hadiah Nobel bagi penemuannya ini, akhirnya mengakui bahwa struktur seperti DNA tidak akan pernah dapat muncul dengan sendirinya melalui peristiwa alam biasa, atau secara kebetulan.

DNA adalah sebuah molekul raksasa di dalam inti sel makhluk hidup. Segala informasi tentang sifat fisik dan fisiologis makhluk hidup tersimpan dalam molekul DNA yang berbentuk heliks ganda ini. Semua informasi mengenai tubuh kita, dari warna mata hingga struktur organ dalam, juga bentuk dan fungsi sel-sel kita, terprogram dalam bagian-bagian yang disebut "gen" pada DNA.



Kode DNA tersusun atas urutan empat "basa" yang berbeda yang dinamakan Adenin, Guanin Timin dan Citosin. Jika kita umpamakan setiap basa ini sebagai sebuah huruf, maka DNA dapat dimisalkan sebagai bank data yang tersusun atas kumpulan alfabet beranggotakan empat huruf. Semua informasi tentang suatu makhluk hidup tersimpan dalam bank data ini.

Jika kita mencoba menuliskan semua informasi dalam DNA, maka ini akan memerlukan sekitar satu juta halaman. Ini setara dengan ensiklopedia berjumlah empat puluh kali lebih banyak dari The Encyclopaedia of Britannica, salah satu kumpulan informasi terlengkap yang pernah dibuat manusia. Namun informasi raksasa ini tersimpan dalam inti sel kita yang sangat kecil, yang berukuran sekitar seperseribu milimeter. Menurut perhitungan, sebuah rantai DNA yang cukup untuk memenuhi satu sendok teh, memiliki kemampuan menyimpan seluruh informasi yang terdapat di semua buku yang pernah ditulis.

Jelas bahwa struktur menakjubkan semacam ini tidak pernah mampu terbentuk dengan sendirinya akibat peristiwa alamiah biasa tanpa sengaja diciptakan, atau secara kebetulan. Teori evolusi, yang memandang kehidupan bukan karena sengaja diciptakan, akan tetapi sebagai hasil peristiwa alamiah yang terjadi secara kebetulan dan acak semata, tidak mampu berkata apa pun ketika dihadapkan pada kerumitan dan kesempurnaan DNA yang luar biasa. Jelas bahwa DNA, sel, dan seluruh makhluk hidup adalah hasil sebuah penciptaan luar biasa dan sempurna. Proses penciptaan ini pastilah dilakukan dengan sengaja dan tak mungkin akibat kebetulan semata. Dan oleh karena penciptaan ini benar-benar ada, maka sudah pasti ada Pencipta, yang memiliki kekuasaan, ilmu dan hikmah yang tak terbatas.

Ketika mengamati makhluk hidup apa pun di alam, kita akan menyaksikan betapa agungnya kekuasaan sang Pencipta. Masing-masing dari jutaan makhluk hidup dan spesies di alam adalah sebuah karya seni. Dan sebagaimana layaknya setiap karya seni, mereka mengenalkan kepada kita seniman pembuat karya seni tersebut. Dialah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Parfum Dari Kotoran

Beragam benda tampak berbeda dan memiliki keistimewaan yang berlainan walaupun mengandung atom yang sama. Menurut Anda, apa yang membuat benda-benda di sekitar Anda berbeda? Apa yang membuatnya berbeda dalam warna, bentuk, bau, dan rasa? Apa pula yang menjadikannya lembut atau keras? Alasan di balik semua perbedaan ini adalah karena atom-atom menyusun ikatan kimia yang berbeda dalam pembentukan molekul.


Menyusul atom, yang merupakan tahap pertama dalam penyusunan zat, tahap berikutnya adalah molekul. Molekul merupakan satuan terkecil yang menentukan sifat kimia suatu zat. Sebagian dari struktur yang kecil ini terdiri dari satu jenis atom atau lebih, sebagian lainnya bahkan mengandung beribu-ribu kelompok atom. Keanekaragaman yang kita lihat di sekitar kita terjadi karena molekul terbentuk dengan cara yang berbeda-beda. Kita dapat melihat ini dengan mengambil contoh dari indra pengecapan dan penciuman kita.

Sebenarnya, gambaran seperti "rasa" dan "bau" tidaklah lebih dari apa yang dirasakan alat panca-indra kita terhadap molekul-molekul yang berlainan. Bau makanan, minuman, serta beraneka buah dan bunga, semuanya terdiri dari molekul yang mudah menguap. Atom menyusun benda hidup dan benda tak-hidup, serta membentuk rasa dan keindahan pada benda-benda tersebut. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Molekul-molekul yang mudah menguap seperti bau vanila dan wangi bunga tulip memasuki alat penerima (reseptor) yang berupa rambut-rambut kecil di bagian hidung yang disebut epithelium (lapisan kulit luar) dan bersentuhan dengan reseptor ini. Sentuhan ini dirasakan sebagai bau di dalam otak kita. Serupa dengan itu, ada empat jenis reseptor kimia yang berbeda di bagian depan lidah manusia. Hal ini berkaitan dengan rasa asin, manis, asam, dan pahit. Molekul-molekul yang sampai ke reseptor dari seluruh alat indra kita diterima sebagai sinyal kimiawi oleh otak kita.

Dewasa ini, kita telah memahami bagaimana rasa dan bau diterima oleh alat indra kita dan bagaimana cara terbentuknya. Namun, para ilmuwan tidak dapat mencapai kesepakatan tentang mengapa sejumlah zat berbau lebih menyengat sedangkan sebagian lainnya memiliki bau yang lebih lembut, atau mengapa sebagian di antaranya berbau tidak enak sedangkan sebagian yang lain memiliki bau yang menyenangkan.


Keberadaan rasa dan bau bukanlah kebutuhan mendasar bagi umat manusia. Namun, beratus-ratus jenis buah dan sayur-sayuran yang lezat, dengan bau-bauan yang memikat, dan beribu jenis bunga dengan warna, bentuk, dan keharuman yang berbeda-beda, semua muncul dari dalam tanah. Bahkan, seringkali beragam tumbuhan ini justru tumbuh lebih subur, berbunga atau berbuah lebih baik ketika lahannya diberi pupuk kotoran ternak yang berbau tidak sedap. Ini berarti tanaman buah dan sayuran mampu merombak molekul yang berbau tidak sedap ini menjadi zat yang memberikan keharuman tersendiri pada bunga maupun buah. Belum ada teknologi manusia yang mampu menandingi teknologi yang ada pada tumbuhan tersebut. Manusia belum sanggup membuat wewangian beraroma bunga atau buah tertentu dengan menggunakan bahan baku tanah, apalagi yang dicampur dengan kotoran ternak. Semua ini menunjukkan kita akan kehebatan Allah, Dia-lah yang menambahkan beragam keindahan pada dunia kita sebagai karya sempurna yang menakjubkan.

Dari sudut pandang ini, warna dan bau, seperti semua nikmat Allah lainnya, adalah dua di antara segenap keindahan, yang dilimpahkan oleh Allah, Yang Maha Penyayang dan Agung, kepada manusia tanpa terhitung. Ketiadaan dua indra perasa ini cukup untuk mengubah kehidupan manusia menjadi hambar. Sebagai balasan dari semua nikmat yang diberikan kepadanya, seseorang tentulah harus berusaha untuk menjadi hamba Allah yang baik. Dia-lah Allah, yang pengetahuan-Nya meliputi manusia.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Parasut dan Mentimun Yang Istimewa

Ketika serbuk sari bersatu dengan sel betina, tumbuhan terbuahi, dan berselang waktu kemudian, benih pun terbentuk. Sebutir benih berperan menjaga kelestarian jenisnya, dan masing-masing merupakan contoh kesempurnaan ciptaan Allah. Dalam Al Qur'an, Allah secara khusus mengarahkan perhatian manusia pada penciptaan benih:

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang. (QS. Al Waaqi'ah, 56:63-65).

Parasut terkecil di dunia

Sejumlah bunga menggunakan angkutan udara untuk menyebarkan benihnya. Terdapat tumbuhan yang memiliki perangkat penyebaran benih berupa serabut-serabut halus yang menyerupai bentuk bola putih. Di bawah setiap bola putih ini terdapat sekitar seratus benih. Di dalam setiap benih telah tersedia peralatan terbang istimewa: sebuah parasut. Parasut ini sedemikian berdaya-guna sehingga hembusan angin kecil saja sudah mampu menerbangkan benih tinggi ke udara, layaknya helikopter mungil. Setiap helikopter mungil ini mengangkut sebutir benih. Ukuran benih, serta panjang dan rancangan sayapnya memperlihatkan keserasian mengagumkan.



Perangkat penerbangannya sungguh hebat. Skala, ukuran dan berat perangkat penerbangannya secara menyeluruh dirancang untuk mengangkut benih. Bahkan panjang antara benih dengan peralatan terbangnya diatur untuk menyeimbangkan titik pusat beratnya. Jika ukurannya lebih pendek atau lebih panjang, benih takkan dapat terbang.

Manusia menggunakan parasut. Ada satu hal sangat penting yang tidak boleh dilupakan: Mereka yang merancang parasut adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kecerdasan. Bunga, pengguna parasut yang jauh lebih hebat daripada yang digunakan manusia, hanyalah sejenis tumbuhan yang tidak mempunyai kecerdasan atau kesadaran. Namun, berkat penciptaan oleh Allah yang tiada banding, tumbuhan ini membuat mekanisme terbang sempurna. Ini memperlihatkan kita pada keajaiban yang nyata. Dan keajaiban ini merupakan bukti bahwa Allah menciptakan setiap makhluk hidup di muka bumi.

Mentimun Bersenapan Mesin


Untuk menyebarkan benihnya, beberapa tumbuhan menggunakan cara lain lagi, misalnya ledakan. Cara ini digunakan pada penyebaran benih pada tumbuhan sejenis mentimun Mediterania. Berkat perangkat khusus ciptaan Allah, benih ini dapat tersimpan dalam ruangan bertekanan tinggi. Ketika saatnya tiba, benih ditembakkan layaknya peluru dari sebuah senapan mesin.

Tumbuhan balsam Himalaya memiliki perangkat dengan rancangan yang begitu sempurna. Sentuhan paling lembut sekali pun akan memicu mekanisme penembakan. Tenaga ledakannya begitu kuat sehingga benih tumbuhan ini dapat dilontarkan hingga 5 meter jauhnya.

Dibayar Dengan Buah

Sebagian tumbuhan memanfaatkan semangat kerja tinggi dari semut, dan mempekerjakan mereka untuk mengangkut benih. Untuk tujuan ini, tumbuhan menawarkan semut imbalan istimewa. Di ujung benihnya, tumbuhan meletakkan sejenis makanan yang khusus disukai semut. Jika berada di udara terbuka, benih ini akan dimakan burung atau hewan melata. Untuk bertahan hidup dan berkecambah, benih harus masuk ke dalam tanah secepatnya. Pada saat inilah semut muncul dan membawa benih tersebut ke sarangnya di bawah tanah.



Semut memakan makanan khusus yang diletakkan untuk mereka di ujung benih. Tapi semut tidak memerlukan benih itu sendiri. Jadilah benih ini menemukan tempatnya di bawah tanah yang memungkinkannya berkecambah dengan tenang.

Pohon buah mengikuti cara serupa. Pohon buah menggunakan manusia dan hewan untuk mengangkut benihnya, dan membayar pengangkutan benih dengan buahnya. Ketika benih matang, daging buah yang menutupinya berubah warna serta menjadi manis dan lezat. Dengan cara ini, buah sebenarnya menawarkan dirinya sendiri agar manusia atau binatang mau memetiknya. Hewan seperti monyet dan burung menyukai penampakan buah ini, dan tahu bahwa ini berarti jamuan lezat bagi mereka.


Sampai di sini, mari kita merenung sekali lagi: Dengan tanah kotor, air dan sinar matahari, pohon menghasilkan buah yang lezat. Pohon buah menghasilkan gizi penting bagi manusia dan binatang seakan memahami anatomi tubuh keduanya. Pohon buah membuat makanan bergizi ini dengan memperhitungkan rancangan tertentu yang memastikan penyebaran benihnya. Tapi kita mesti ingat bahwa pohon tersusun dari kayu, akar, dan daun. Pohon tidak berkemampuan untuk berpikir dan menalar. Pepohonan tanpa kecerdasan dan kesadaran, tapi mampu menghasilkan makanan lezat sekaligus bergizi bagi manusia dan binatang, menjadi bukti akan keberadaan Allah. Allah-lah yang mencipta tetumbuhan dan menjadikannya bermanfaat untuk manusia. Dalam satu ayat Al Qur'an, Allah berfirman:

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al An'aam, 6:99)

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Benih Mungil Istimewa

Sebutir benih tak lebih dari satu bagian kecil dari sebuah tumbuhan. Inilah benda mungil yang tak seorang pun mempedulikannya. Namun, siapa sangka jikalau benih adalah sebutir benda mungil yang berisi ribuan halaman informasi. Dengan informasi ini, beserta seluruh perangkat yang dimilikinya, sebutir benih mungil mampu memanfaatkan sinar matahari, dan air serta mineral dalam tanah. Seiring dengan waktu, benih akan tumbuh jutaan kali lebih besar, dan akan menjadi keajaiban terbesar untuk disaksikan manusia. Benih akan menjadi sebuah tumbuhan, bahkan sebatang pohon besar kokoh yang menjulang tinggi...!!!


Semua orang tahu apakah benih itu. Tapi, mungkin mereka tak pernah berpikir bagaimana beragam tumbuhan yang berjumlah tak terhitung, bermula dari benda mungil mirip kayu ini. Namun, jika Anda berpikir lebih dalam tentang benih, Anda akan menyaksikannya sebagai keajaiban. Warna, rancangan, bau, dan semua sifat lain dari tumbuhan yang Anda lihat di sekitar, tersimpan di dalam benih kecil ini. Sungguh, setiap benih adalah bank data menakjubkan. Benih berisi informasi tentang:

* setiap cabang dan daun tumbuhan asalnya,

* jumlah dan bentuk dedaunannya,
* warna dan ketebalan kulit luarnya,

* jumlah dan ukuran pembuluh yang mengangkut air dan makanan;
* tinggi tumbuhan,

* apakah tumbuhan akan berbuah atau tidak,
* dan jika berbuah, akan seperti apa rasa, bau, bentuk dan warnanya.

* Singkatnya, benih berisi seluruh informasi yang dapat diketahui tentang suatu tumbuhan.

Warna merah mawar, pembuluh daun, banyaknya daun, penampakan dan kelembutannya yang bagaikan beludru, serta percampuran zat-zat yang memberi mawar keharumannya, semua adalah bagian dari informasi ini. Informasi semacam inilah yang membuat anggur muncul dari kantung kecil dipenuhi air manis yang tumbuh pada cabang pohon yang menyerupai ranting kering. Informasi yang membuat kulit anggur berbeda dengan kulit kacang tanah, dan memberi keduanya warna, rasa, aroma dan vitamin yang dikandung; yang menjadikan satu berair sementara yang lain lebih kering, semuanya terkandung dalam embrio dari setiap benih.

Manusia menggunakan komputer untuk menyimpan informasi. Bagian khusus dari komputer yang disebut hard disk dirancang untuk menyimpan informasi. Piranti berteknologi tinggi ini sangatlah terbelakang jika dibandingkan dengan sebutir benih mungil. Dalam sebutir benih terdapat ratusan ribu halaman berisi informasi dan sistem rumit yang belum mampu dipahami atau ditiru manusia. Ini dikarenakan Allah-lah yang mencipta benih. Dan Allah-lah yang menciptakan perangkat yang terdapat di dalamnya.

Sebutir benih mungil sudah cukup menjadi bukti karya hebat Allah yang tanpa tara dalam mencipta. Setiap benih diliputi oleh ilmu Allah; benih tumbuh dalam pengetahuan-Nya menjadi sebuah tumbuhan. Allah mengungkap kebenaran ini dalam sebuah ayat Al Qur'an:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An'aam, 6:59)
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Bunga Berbulu Serangga

Syarat pertama pembentukan benih dari suatu tumbuhan adalah penyatuan sel betina dan sel jantan pada bunga. Seringkali peristiwa penyerbukan ini melibatkan sel betina dari satu tumbuhan dengan serbuk sari dari tumbuhan lain. Tetapi ada satu permasalahan: tumbuhan tidak dapat berpindah tempat. Untuk itulah Allah menciptakan cara ajaib bagi serbuk sari dari satu tumbuhan untuk dipertemukan dengan sel betina dari tumbuhan lain. Sebagaimana akan segera kita pahami, sebutir serbuk sari yang tak lebih besar dari setitik debu mempunyai rancangan mengagumkan dengan kerumitan luar biasa. Allah telah menciptakan jutaan tumbuhan berbeda dan jutaan butir serbuk sari yang diperlukan tumbuhan ini.


Sebagian besar serbuk sari terbawa oleh angin. Butiran kecil ini adalah pemicu alergi yang banyak menjangkiti orang di musim semi. Ketika mencapai organ tumbuhan lain di mana sel telur berada, serbuk sari akan membuahi sel telur.

Tumbuhan lain menggunakan binatang sebagai kurir pengangkut serbuk sarinya. Kurir yang paling sering dipakai tumbuhan adalah serangga. Karena warna, bau harum dan madu bunga - atau nektar - yang Allah berikan, bunga mampu memikat serangga. Ketika mengamati dengan seksama hubungan antara bunga dan serangga, kita saksikan keserasian pada penciptaan makhluk hidup ini. Tentu saja, desain luar biasa serbuk sari dan tumbuhan tidak dirancang sendiri oleh tumbuhan. Cara mengagumkan yang digunakan untuk menyebarkan serbuk sari hanyalah satu dari contoh tak terhitung penciptaan sempurna oleh Allah.

Helikopter berbelalai panjang



Untuk mencapai nektar dan serbuk sari dari sejenis bunga iris yang tumbuh di Afrika Selatan sangatlah sulit. Ini karena adanya satu tabung panjang di bawah dedaunannya. Nektar dan serbuk sari berada di dasar tabung ini. Untuk mencapai keduanya, diperlukan satu pipa penyedot panjang. Sebuah mesin terbang juga diperlukan untuk menjaga agar pipa tersebut tetap tergantung di udara. Allah, pencipta bunga ini dengan seni dan keindahan yang tiada banding, juga mencipta sistem yang diperlukannya untuk berkembang biak. Dengan kata lain, terdapat serangga khusus yang mampu meraih nektar dan serbuk sari yang sekilas tampak mustahil dijangkau ini.

Serangga khusus mirip lalat ini adalah sejenis serangga berbelalai yang mampu terbang mengambang di udara, dengan kata lain dalam posisi tetap. Belalai ini tidak lain adalah sebuah pipa penyedot panjang yang memungkinkannya mencapai bagian terdalam dari bunga tersebut. Ia harus mendarat di atas bunga secara tegak lurus agar pipa penyedotnya tidak tertekuk, dan mampu memasukkan pipa ini ke dalam tabung bunga tersebut.

Serangga ini juga dilengkapi sistem terbang yang ia perlukan. Dengan perangkat penerbangan ini, ia dapat terus melayang di udara seperti helikopter. Selain itu, agar dapat mendarat dengan aman, sebuah helikopter perlu tanda pemandu pada landasan mendaratnya (helipad). Dan ajaibnya, tanda pemandu ini terdapat pada permukaan bunga Iris berupa sejumlah tanda berbentuk panah-panah putih pada kelopak bunganya. Kesemua tanda panah ini menunjuk ke satu titik, yakni ke arah mulut tabung tersebut. Dengan demikian serangga dapat memasukkan pipa penyedotnya tanpa tertekuk sembari mendarat dengan aman di atas permukaan bunga pada titik yang tepat.

Ini jelaslah sebuah keajaiban. Bunga adalah tumbuhan tanpa kesadaraan yang tak bermata, tanpa tangan dan tak punya otak untuk berpikir. Meski demikian, ia mempunyai tanda untuk memandu serangga, layaknya tanda yang ada pada landasan pendaratan helikopter. Seekor serangga juga makhluk yang tak bernalar. Namun ia juga memiliki semua rancangan teknik seperti pipa penyedot panjang dan sistem penerbangan mirip helikopter, yang diperlukan untuk mencapai nektar dan serbuk sari. Jelaslah, kecerdasan yang menghasilkan keserasian tanpa cela ini tidaklah berasal dari serangga atau tumbuhan itu sendiri. Tidak pula kehebatan makhluk hidup ini berasal dari manusia, yang tak pernah mampu meciptakan desain secanggih ini. Semua hal ini hanya mungkin terjadi karena keberadaan Pencipta kedua makhluk tersebut, Pemilik ilmu dan kekuasaan yang sempurna tanpa tara. Dialah Allah yang Agung, yang mengetahui semua sifat yang dimiliki setiap makhluk hidup dan mencipta mereka dari ketiadaan agar serasi satu sama lain. Sebagaimana dipaparkan dalam salah satu ayat Al Qur'an:

Dan kepunyaan-Nya-lah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semua hanya kepada-Nya tunduk. (QS. Ar Ruum, 30:26)

Anggrek berbulu serangga


Rancangan anggrek Cyprus adalah keajaiban penciptaan yang lain. Rancangan bunganya memiliki bentuk berupa tiruan lebah betina, termasuk dalam hal ukurannya. Selain berbentuk sayap berwarna biru, rancangan anggrek ini memiliki bagian menyerupai bulu pada tubuh lebah betina. Di bawah sinar mentari, sayap lebah betina mejadi berwarna biru. Dan sama seperti pada anggrek Cyprus, tubuhnya juga diliputi bulu-bulu. Anggrek ini menyerupai lebah betina secara sempurna.

Namun ini bukanlah seluruh keajaibannya. Lebah betina mengeluarkan zat kimia khusus untuk memikat lebah jantan. Sangat mengherankan bahwa anggrek Cyprus juga menghasilkan zat kimia yang sama untuk memikat lebah jantan. Lebah jantan yang terpikat pun mendekat dan bersinggungan dengan bunga anggrek Cyprus yang mirip lebah betina tersebut. Akibatnya, serbuk sari sang anggrek menempel pada tubuhnya. Lebah jantan membawa serbuk sari ini ketika mengunjungi anggrek yang lain, dan anggrek lain tersebut dibuahi oleh serbuk sari ini.

Di sini kita melihat satu lagi keajaiban penciptaan. Anggrek adalah tumbuhan. Anggrek tidak mempunyai mata untuk melihat dunia luar dan tidak memiliki otak untuk mencerna apa yang dilihatnya. Kenyataan bahwa satu tumbuhan dapat menyerupai makhluk hidup yang tak pernah ia lihat dan ia ketahui, dari sayap hingga bulunya, dan dari warna hingga baunya, adalah bukti bahwa Allah-lah yang menciptakan anggrek dan lebah sekaligus
»»  baca lanjutannya sob .. ..

LAUT MATI DAN KAUM LUTH

Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka)… (QS. Al Qamar, 54:33-34)

Wilayah Anatolia, dataran Mesopotamia, semenanjung Arabia dan benua Afrika telah menjadi saksi lahirnya beragam peradaban besar sejak dahulu kala. Sepanjang sejarah, Allah mengutus para Rasul untuk menyeru mereka mengikuti jalan-Nya. Kaum yang mengingkari para utusan tersebut, yang mencoba membunuh dan mengusir mereka, semuanya telah dihancurkan…

Salah satu peradaban ini ditemukan dalam wilayah batas negara Israel saat ini. Penduduk yang menetap di pesisir Laut Mati ini adalah kaum Luth. Al Qur’an mengabarkan bahwa hubungan kelamin sesama jenis sedemikian merajalela di kalangan mereka hingga belum pernah dijumpai hal serupa sebelumnya:


Foto Danau Luth, diambil dari satelit.
Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Asy Syu’araa’, 26:161-166)

Ketika Nabi Luth menyuruh mereka meninggalkan perilaku maksiat dan menyampaikan perintah Allah, mereka ingkar, dan menolaknya sebagai seorang Nabi dan melanjutkan perilaku menyimpang mereka. Sebagai balasannya, mereka dihancurkan dengan bencana mengenaskan.

Ketika membaca Perjanjian Lama, kitab suci umat Nasrani dan Yahudi, akan kita ketahui bahwa hal ini dilukiskan dengan istilah yang sama sebagaimana dalam Al Qur’an. Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota Sodom. Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota tersebut dibangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania. Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah tejadinya bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang berhasil digali menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat.

Al Qur’an meriwayatkan bahwa malaikat datang kepada Nabi Luth dan memperingatkan hal ini di malam sebelum terjadinya bencana:

Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi; yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (QS. Huud, 11:81-83)


Sebagian sisa reruntuhan kota kaum Luth yang telah longsor ke danau, ditemukan di tepi danau. Reruntuhan ini memperlihatkan bahwa kaum Luth memiliki taraf hidup yang tinggi.
Ungkapan"Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah" dalam segala kemungkinannya bermakna daerah tersebut hancur oleh gempa bumi dashyat. Menurut siaran BBC berjudul " Ilmuwan MengungkapTamatnya Riwayat Kota Sodom ", geolog asal Inggris, Graham Harris, termasuk ilmuwan yang menemukan bukti meyakinkan tentang hal ini. Menurutnya, Sodom dibangun di pesisir Laut Mati dan penduduknya berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut. Zat hitam lengket ini di masa lalu digunakan sebagai pelapis tahan air pada perahu dan perekat bebatuan pada bangunan.

Daerah pemukiman yang tepat di pesisir Laut Mati ini, juga berdiri di atas dataran yang mudah guncang. Ini adalah titik bertemunya 2 lempengan tektonik yang bergerak berlawanan arah. Ini adalah zona gempa bumi! Lapisan lahar dan batu basal yang ditemukan selama penggalian adalah bukti terkuat telah terjadinya letusan gunung berapi dan gempa bumi di sini. Peristiwa yang digambarkan Al Qur’an dengan kalimat "Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi" besar kemungkinannya sebagai letusan gunung berapi. Peristiwa tersebut dilukiskan oleh ayat yang sama dalam kalimat "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah" sangat mungkin merujuk pada pecahan dan penghancuran akibat gempa bumi.

Di bawah pesisir Laut Mati terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana mudah terbakar. Gempa bumi pastilah telah mengguncangnya dan menjadikannya terbakar. Permukaan tanah lalu berubah menjadi pasir hanyut, dan longsor besar menenggelamkan kota tersebut ke dalam air.

Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan teori ini. Para ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, dan mengguncangnya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk dan
terkubur di dalamnya. Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting: kaum Luth yang disebutkan Al Qur’an memang pernah hidup di masa lalu, dan diazab oleh bencana kiriman Allah akibat penyimpangannya. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap, dan sesuai benar dengan pemaparan Al Qur’an.

Begitulah, Letusan Dahsyat membinasakan mereka saat fajar tiba:

Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (QS. Al Hijr, 15:73-75)

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Nenek Moyang Bumi

Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.

Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui:

Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)

Para evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan untuk menemukan penjelasan evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di antaranya dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.


Tatkala Darwin mengajukan teorinya, saat itu seluk-beluk makhluk hidup hingga bagiannya yang terkecil belumlah banyak diketahui. Dengan mikroskop sederhana yang masih terbelakang kala itu, mustahil susunan rumit makhluk hidup dapat disaksikan.
Waktu itu, percobaan ini dianggap sebagai bukti ilmiah yang mendukung evolusi. Di kemudian hari, hal ini terbukti tidak benar. Penemuan berikutnya menunjukkan bahwa gas-gas yang digunakan dalam percobaan tersebut sangat berbeda dengan gas-gas pada atmosfer bumi purba. Miller sendiri akhirnya mengakui ketidakabsahan percobaannya.

Segala upaya evolusionis di abad kedua puluh untuk menjelaskan asal-usul kehidupan telah berakhir dengan kegagalan. Jeffrey Bada, profesor geokimia dan pendukung utama teori evolusi, mengakui kenyataan ini dalam majalah Earth edisi Februari 1998, yang termasuk di antara terbitan evolusionis terkemuka:

Kini saat kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi masalah terbesar yang tidak terpecahkan yang kita punyai saat kita memasuki abad ke dua puluh: “Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?” (Jeffrey Bada, “Origins”, Earth, February 1998, hlm. 40)

Penghalang terbesar bagi teori evolusi adalah struktur teramat kompleks pada sel hidup. Setiap makhluk hidup di bumi tersusun atas sel-sel berukuran sekitar seperseratus milimeter. Sejumlah makhluk hidup bahkan hanya terdiri atas satu sel. Namun organisme bersel satu ini pun memiliki susunan teramat kompleks. Mereka memiliki sistem sangat rumit agar tetap hidup, bahkan mesin pendorong kecil untuk bergerak.


Sel memiliki rancangan yang sungguh rumit sehingga ilmuwan terkemuka, Fred Hoyle, membandingkannya dengan pesawat Boeing 747. Menurutnya, sebagaimana sebuah pesawat terbang yang tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa sengaja dibuat, maka sel pun takkan pernah mungkin terbentuk dengan sendirinya tanpa penciptaan sengaja. Sungguh, contoh ini mengarahkan pada satu kebenaran penting: meskipun manusia mampu merancang pesawat terbang raksasa dengan ilmu dan teknologinya, mereka belum mampu menghasilkan satu pun sel hidup.

Di masa Darwin, struktur kompleks sel belumlah diketahui. Dengan mikroskop sederhana waktu itu, sel terlihat menyerupai bercak-bercak kecil sederhana. Namun, mikroskop elektron canggih yang ditemukan sekitar pertengahan abad kedua puluh mengungkapkan betapa kompleks dan rapinya sebuah sel sesungguhnya. Mereka telah membuka tabir sebuah kerumitan dan keteraturan yang tidak mungkin dihasilkan oleh peristiwa kebetulan belaka.

Satu sel hidup terdiri dari ribuan bagian kecil yang bekerja secara serasi. Sekedar gambaran, dalam sel terdapat pusat pembangkit tenaga, pabrik canggih, bank data kompleks, sistem penyimpanan raksasa, pusat pengolahan modern, dan membran sel yang seolah dengan sadar mengatur apa saja yang keluar dan masuk sel. Agar sel tetap hidup, semua bagian ini harus ada pada saat bersamaan. Mustahil sistem rumit dan kompleks semacam ini dapat muncul sebagai hasil kebetulan.


Kini, Miller (kiri) mengakui bahwa percobaannya tahun 1953 sangat jauh dari pembuktian tentang asal-usul kehidupan. Evolutionist terkenal, Alexander Oparin (kanan) tak mampu mengemukakan bukti apa pun untuk mendukung teori “evolusi kimia” yang diajukannya.
Saat ini, laboratorium tercanggih sekalipun tidak mampu membuat satu sel hidup dari materi tak hidup. Hal ini benar-benar telah diakui sebagai kemustahilan; dan upaya untuk membuat sel-sel hidup dari materi tak hidup telah ditinggalkan.

Namun teori evolusi menklaim bahwa sistem ini, yang manusia dengan segala kecerdasan, ilmu, dan teknologinya tidak berhasil menirunya, muncul menjadi ada secara kebetulan. Sir Fred Hoyle, pakar matematika dan astronomi Inggris terkemuka, memaparkan kemustahilan ini dengan sebuah contoh:

Kemungkinan terbentuknya kehidupan tingkat tinggi secara kebetulan dapat disamakan dengan kemungkinan angin tornado yang ketika melintasi tempat pembuangan barang bekas, merakit pesawat Boeing 747 dari bahan-bahan yang ada.( "Hoyle on Evolution", Nature, Vol 294, November 12, 1981, hlm. 105.)

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Nenek Moyang Bumi

Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.

Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui:

Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)

Para evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan untuk menemukan penjelasan evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di antaranya dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.


Tatkala Darwin mengajukan teorinya, saat itu seluk-beluk makhluk hidup hingga bagiannya yang terkecil belumlah banyak diketahui. Dengan mikroskop sederhana yang masih terbelakang kala itu, mustahil susunan rumit makhluk hidup dapat disaksikan.
Waktu itu, percobaan ini dianggap sebagai bukti ilmiah yang mendukung evolusi. Di kemudian hari, hal ini terbukti tidak benar. Penemuan berikutnya menunjukkan bahwa gas-gas yang digunakan dalam percobaan tersebut sangat berbeda dengan gas-gas pada atmosfer bumi purba. Miller sendiri akhirnya mengakui ketidakabsahan percobaannya.

Segala upaya evolusionis di abad kedua puluh untuk menjelaskan asal-usul kehidupan telah berakhir dengan kegagalan. Jeffrey Bada, profesor geokimia dan pendukung utama teori evolusi, mengakui kenyataan ini dalam majalah Earth edisi Februari 1998, yang termasuk di antara terbitan evolusionis terkemuka:

Kini saat kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi masalah terbesar yang tidak terpecahkan yang kita punyai saat kita memasuki abad ke dua puluh: “Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?” (Jeffrey Bada, “Origins”, Earth, February 1998, hlm. 40)

Penghalang terbesar bagi teori evolusi adalah struktur teramat kompleks pada sel hidup. Setiap makhluk hidup di bumi tersusun atas sel-sel berukuran sekitar seperseratus milimeter. Sejumlah makhluk hidup bahkan hanya terdiri atas satu sel. Namun organisme bersel satu ini pun memiliki susunan teramat kompleks. Mereka memiliki sistem sangat rumit agar tetap hidup, bahkan mesin pendorong kecil untuk bergerak.


Sel memiliki rancangan yang sungguh rumit sehingga ilmuwan terkemuka, Fred Hoyle, membandingkannya dengan pesawat Boeing 747. Menurutnya, sebagaimana sebuah pesawat terbang yang tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa sengaja dibuat, maka sel pun takkan pernah mungkin terbentuk dengan sendirinya tanpa penciptaan sengaja. Sungguh, contoh ini mengarahkan pada satu kebenaran penting: meskipun manusia mampu merancang pesawat terbang raksasa dengan ilmu dan teknologinya, mereka belum mampu menghasilkan satu pun sel hidup.

Di masa Darwin, struktur kompleks sel belumlah diketahui. Dengan mikroskop sederhana waktu itu, sel terlihat menyerupai bercak-bercak kecil sederhana. Namun, mikroskop elektron canggih yang ditemukan sekitar pertengahan abad kedua puluh mengungkapkan betapa kompleks dan rapinya sebuah sel sesungguhnya. Mereka telah membuka tabir sebuah kerumitan dan keteraturan yang tidak mungkin dihasilkan oleh peristiwa kebetulan belaka.

Satu sel hidup terdiri dari ribuan bagian kecil yang bekerja secara serasi. Sekedar gambaran, dalam sel terdapat pusat pembangkit tenaga, pabrik canggih, bank data kompleks, sistem penyimpanan raksasa, pusat pengolahan modern, dan membran sel yang seolah dengan sadar mengatur apa saja yang keluar dan masuk sel. Agar sel tetap hidup, semua bagian ini harus ada pada saat bersamaan. Mustahil sistem rumit dan kompleks semacam ini dapat muncul sebagai hasil kebetulan.


Kini, Miller (kiri) mengakui bahwa percobaannya tahun 1953 sangat jauh dari pembuktian tentang asal-usul kehidupan. Evolutionist terkenal, Alexander Oparin (kanan) tak mampu mengemukakan bukti apa pun untuk mendukung teori “evolusi kimia” yang diajukannya.
Saat ini, laboratorium tercanggih sekalipun tidak mampu membuat satu sel hidup dari materi tak hidup. Hal ini benar-benar telah diakui sebagai kemustahilan; dan upaya untuk membuat sel-sel hidup dari materi tak hidup telah ditinggalkan.

Namun teori evolusi menklaim bahwa sistem ini, yang manusia dengan segala kecerdasan, ilmu, dan teknologinya tidak berhasil menirunya, muncul menjadi ada secara kebetulan. Sir Fred Hoyle, pakar matematika dan astronomi Inggris terkemuka, memaparkan kemustahilan ini dengan sebuah contoh:

Kemungkinan terbentuknya kehidupan tingkat tinggi secara kebetulan dapat disamakan dengan kemungkinan angin tornado yang ketika melintasi tempat pembuangan barang bekas, merakit pesawat Boeing 747 dari bahan-bahan yang ada.( "Hoyle on Evolution", Nature, Vol 294, November 12, 1981, hlm. 105.)

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Jago Minum Dari Padang Pasir [ONTA]

Adik-adik, tahukah kalian bahwa Allah telah menciptakan binatang istimewa yang hidup di padang pasir untuk melayani manusia yang ada di sana? Dialah unta, hewan yang sangat ajaib. Tidak heran jika Allah menyeru kita agar memperhatikan penciptaan unta dalam ayat berikut:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kalian amati unta dengan baik, akan kalian saksikan bahwa setiap bagian tubuhnya adalah keajaiban penciptaan.

Unta dapat bertahan hidup hingga 8 hari pada suhu 50OC tanpa makan dan minum. Ketika menemukan sumber air, unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu 10 menit. Ini berarti 130 liter dalam sekali minum. Jika dalam sehari kalian mampu meneguk 10 gelas air minum, misalnya, maka unta dapat meminum sekitar 120 gelas air dalam waktu 10 menit. Air ini disimpan dalam bentuk lemak pada punuk unta.


Unta mampu memakan duri tumbuhan. Selain itu, unta Dromedary mampu hidup dalam lingkungan bersuhu -52oC di dataran tinggi di Asia Tengah.
Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun pencernaan unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulutnya telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah. Perutnya juga memiliki desain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan gurun pasir.

Allah juga telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga mampu bertahan terhadap badai pasir yang menyesakkan nafas dan membutakan mata. Kelopak mata unta melindungi matanya dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga tembus cahaya sehingga unta tetap dapat melihat meskipun matanya tertutup. Bulu mata yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam matanya. Hidung unta juga memiliki bentuk khusus sehingga dapat menutup ketika badai pasir menerpa.

Unta takkan terperosok ke dalam pasir gurun sekalipun membawa muatan seberat ratusan kilogram. Ini karena kakinya telah diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Jago Minum Dari Padang Pasir [ONTA]

Adik-adik, tahukah kalian bahwa Allah telah menciptakan binatang istimewa yang hidup di padang pasir untuk melayani manusia yang ada di sana? Dialah unta, hewan yang sangat ajaib. Tidak heran jika Allah menyeru kita agar memperhatikan penciptaan unta dalam ayat berikut:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kalian amati unta dengan baik, akan kalian saksikan bahwa setiap bagian tubuhnya adalah keajaiban penciptaan.

Unta dapat bertahan hidup hingga 8 hari pada suhu 50OC tanpa makan dan minum. Ketika menemukan sumber air, unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu 10 menit. Ini berarti 130 liter dalam sekali minum. Jika dalam sehari kalian mampu meneguk 10 gelas air minum, misalnya, maka unta dapat meminum sekitar 120 gelas air dalam waktu 10 menit. Air ini disimpan dalam bentuk lemak pada punuk unta.


Unta mampu memakan duri tumbuhan. Selain itu, unta Dromedary mampu hidup dalam lingkungan bersuhu -52oC di dataran tinggi di Asia Tengah.
Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun pencernaan unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulutnya telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah. Perutnya juga memiliki desain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan gurun pasir.

Allah juga telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga mampu bertahan terhadap badai pasir yang menyesakkan nafas dan membutakan mata. Kelopak mata unta melindungi matanya dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga tembus cahaya sehingga unta tetap dapat melihat meskipun matanya tertutup. Bulu mata yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam matanya. Hidung unta juga memiliki bentuk khusus sehingga dapat menutup ketika badai pasir menerpa.

Unta takkan terperosok ke dalam pasir gurun sekalipun membawa muatan seberat ratusan kilogram. Ini karena kakinya telah diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Otak Pengendali Tercanggih

Otak manusia memiliki sistem yang mampu menjalankan sejumlah tugas sekaligus pada saat bersamaan. Misalnya, dengan struktur otaknya yang sempurna, seseorang yang sedang mengendarai mobil dapat sekaligus menyetel radio mobilnya dan membelokkan setir dengan mudah. Walaupun sedang melakukan beragam hal secara bersamaan, dia tidak menabrak mobil atau orang lain. Selain itu, dia dapat mengoperasikan pedal gas dengan kakinya. Dia dapat memahami berita yang didengarnya dari radio. Dia dapat menyambung kembali pembicaraannya dari tempat percakapan itu terhenti. Dan, yang terpenting, dia dapat mengarahkan semua hal ini secara sempurna, pada waktu yang bersamaan. Singkatnya, dengan bantuan kemampuan luar biasa otak, seseorang dapat menangani berbagai pekerjaan sekaligus. Keselarasan ini dimungkinkan terjadi oleh adanya sambungan antar sel saraf di dalam otak.

Jutaan, bahkan miliaran rangsangan yang sampai ke otak dari dunia luar diterima dan diuraikan di dalam otak dengan serasi, lalu diperiksa dan dinilai. Otak lalu memberi tanggapan yang diperlukan kepada setiap sumber rangsangan. Operasi sistem yang rumit ini terus berfungsi dalam kehidupan seseorang tanpa henti. Keberadaan semua proses inilah yang menjadikan kita mampu melihat, mendengar, serta merasakan; dan kehidupan kita pun terus berlangsung.


Otak manusia memiliki sistem yang mampu menjalankan sejumlah tugas sekaligus pada saat bersamaan. Dengan bantuan kemampuan luar biasa otak, seseorang dapat menangani berbagai pekerjaan sekaligus. Keselarasan ini dimungkinkan terjadi oleh adanya sambungan antar sel saraf di dalam otak.
Salah satu unsur terpenting penyusun sistem sempurna di dalam otak adalah sel-sel saraf, yang berjumlah hampir mendekati angka 10 miliar. Sel-sel saraf otak, tidak seperti sel-sel lainnya, mengirimkan dan mengolah informasi dengan cara membangkitkan dan mengalirkan aliran listrik lemah.

Apakah yang menyebabkan terjadinya hubungan di antara sel-sel dan menghasilkan keselarasan di dalam otak? Jawabannya terletak pada struktur istimewa sel saraf. Sekitar 10 miliar sel di dalam otak memiliki sekitar 120 triliun sambungan. Dan 120 triliun sambungan ini benar-benar berada di posisi yang tepat. Bila terdapat kesalahan pada salah satu saja dari sambungan ini, akibatnya akan sangat berat. Seseorang yang mengalami hal ini takkan mungkin menjalankan kehidupannya dengan baik. Namun hal seperti ini tidak terjadi, dan manusia sehat menjalani kehidupannya secara normal. Ia menjalani kehidupan dengan sebaik-sebaiknya sementara triliunan proses ajaib yang tidak disadarinya sedang berlangsung di dalam otaknya.

Struktur yang bekerja secara mandiri di dalam otak ini, sebagaimana halnya sistem-sistem lain di dalam tubuh manusia, memiliki rancangan sempurna di setiap tahapannya. Kenyataan bahwa otak dapat menjalankan berjuta fungsinya tanpa kesalahan atau kerancuan menjadi bukti bahwa Allah, Pemilik Ilmu tak terbatas, telah menciptakannya beserta semua cirinya yang istimewa.

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Adz Dzaariyaat, 51:20-21)


»»  baca lanjutannya sob .. ..

Mentari Bersinar Darii barat [Ilmu Barat]

Eropa Abad pertengahan diperintah oleh penguasa dogmatis Gereja Katolik. Gereja melarang kebebasan berpikir dan mengekang para ilmuwan. Orang-orang dapat dihukum hanya karena menganut keyakinan atau pemikiran yang berbeda. Buku-buku karya mereka dibakar dan mereka sendiri dihukum mati.

Pengekangan terhadap kegiatan penelitian di Abad Pertengahan seringkali disinggung dalam buku-buku sejarah. Namun sebagian kalangan menafsirkan keadaan tersebut secara keliru dan menyatakan bahwa para ilmuwan yang berselisih dengan Gereja adalah penentang agama. Namun, yang sesungguhnya terjadi justru sebaliknya – para ilmuwan yang menentang fanatisme Gereja adalah kaum beriman yang taat beragama. Mereka tidak menentang agama akan tetapi menentang dogma Gereja. Misalnya, ahli astronomi terkenal Galileo, yang hendak dihukum oleh pihak gereja karena menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengatakan:

“Saya haturkan rasa syukur tak terkira kepada Tuhan yang begitu baiknya telah memilih saya sendiri sebagai yang pertama menyaksikan pemandangan menakjubkan yang selama ini tersembunyi dalam kegelapan selama berabad-abad yang lalu.” (Galileo Galilei, dikutip dalam: Mike Wilson, “The Foolishness of the Cross,” Focus Magazine)


Gereja Katolik yang mengabaikan wahyu yang disampaikan oleh Nabi Isa AS, mengambil ajaran dan kebijakan yang tidak sejalan dengan agama. Bahkan ilmuwan seperti Galileo menghadapi tentangan keras dari pihak Gereja. Gambar ini melukiskan pengadilan Galileo selama masa inquisisi.
Para ilmuwan lain yang meletakkan landasan bagi bangunan ilmu pengetahuan modern, semuanya adalah orang taat beragama. Kepler, yang dianggap sebagai pendiri astronomi modern, berkata kepada mereka yang bertanya mengapa ia menyibukkan diri dengan ilmu pengetahuan:

“Saya memiliki niat menjadi seorang ahli teologi... namun dengan pekerjaan saya ini, kini saya menyaksikan bagaimana Tuhan juga diagungkan dalam astronomi, sebab ‘langit menyatakan keagungan Tuhan”’. (Johannes Kepler, dikutip dalam: J.H. Tiner, Johannes Kepler-Giant of Faith and Science (Milford, Michigan: Mott Media, 1977), hlm. 197)

Newton, salah seorang ilmuwan terbesar dalam sejarah, menjelaskan alasan yang mendasari dorongan kuatnya dalam melakukan kegiatan ilmiah dengan mengatakan:

“... Dia (Tuhan) adalah kekal dan tak terbatas, Maha Kuasa dan Maha Mengetahui; dengan kata lain, masa keberadaan-Nya dari kekekalan hingga kekekalan; keberadaan-Nya dari ketakberhinggaan hingga ketakberhinggaan, Dia mengatur segala sesuatu, dan mengetahui segala sesuatu yang diadakan atau dapat diadakan... Kita mengenal-Nya hanya melalui perancangan-Nya yang paling bijak dan luar biasa atas segala sesuatu... [Kita] memuji dan mengagungkan-Nya sebagai hamba-Nya...” (Sir Isaac Newton, Mathematical Principles of Natural Philosophy, Translated by Andrew Motte, Revised by Florian Cajore, Great Books of the Western World 34, Robert Maynard Hutchins, Editor in chief, William Benton, Chicago, 1952:273-74)

Von Helmont, salah seorang tokoh terkemuka di bidang kimia modern dan penemu termometer, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari iman.

   
Sang jenius Pascal, bapak matematika modern, mengatakan bahwa: “Tapi dengan keimanan kita mengenal keberadaan (Tuhan); dalam keagungan kita akan mengenal sifat-Nya.” George Cuvier, pendiri palaeontologi modern, menganggap fosil sebagai bukti-bukti Penciptaan yang kini masih ada dan mengajarkan bahwa spesies makhluk hidup telah diciptakan oleh Tuhan. Carl Linnaeus, yang pertama kali menyusun klasifikasi ilmiah, meyakini penciptaan dan menyatakan bahwa keteraturan di alam merupakan satu bukti penting keberadaan Tuhan. Gregor Mendel, pendiri ilmu genetika, yang juga seorang biarawan, meyakini Penciptaan dan menentang teori-teori evolusi di zamannya seperti Darwinisme dan Lamarckisme.
   
Louis Pasteur, nama terbesar dalam sejarah mikrobiologi, membuktikan bahwa kehidupan tak dapat diciptakan melalui benda mati dan mengajarkan bahwa kehidupan merupakan keajaiban Tuhan. Fisikawan Jerman terkenal, Max Planck, mengatakan bahwa Pencipta jagat raya adalah Tuhan dan menegaskan bahwa keimanan adalah sifat wajib bagi para ilmuwan. Albert Einstein, yang dianggap sebagai ilmuwan terpenting abad ke-20, meyakini bahwa ilmu pengetahuan tidak mungkin me niadakan Tuhan dan mengatakan, “ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.” Isaac Newton: “... Dia (Tuhan) adalah kekal dan tak terbatas, Maha Kuasa dan Maha Mengetahui; dengan kata lain, masa keberadaan-Nya dari kekekalan hingga kekekalan...”

Sejumlah besar para ilmuwan lain yang mengendalikan sejarah ilmu pengetahuan adalah orang-orang taat beragama yang beriman kepada Tuhan, sebagian kecil di antara mereka adalah:

Leonardo da Vinci (1452-1519) (Seni, rekayasa, arsitektur), Georgius Agricola (1494-1555) (Mineralogi), Nicolas Steno (1631-1686) (Stratigrafi), Thomas Burnet (1635-1715) (Geologi), Increase Mather (1639-1723) (Astronomi), Nehemiah Grew (1641-1712) (Kedokteran), John Dalton (1766-1844) (Pendiri teori atom modern), Johann Gauss (1777-1855) (Geometri, geologi, magnetisme, astronomi), Benjamin Silliman (1779-1864) (Mineralogi), Peter Mark Roget (1779-1869) (Fisiologi), William Buckland (1784-1856) (Geologi), William Whewell (1794-1866) (Astronomi and Fisika), Richard Owen (1804-1892) (Zoologi, Paleontologi), Balfour Stewart (1828-1887) (Listrik Ionosfir), P.G.Tait (1831-1901) (Fisika, Matematika), Edward William Morley (1838-1923) Pemenang hadiah Nobel Fisika, Sir William Abney (1843-1920) (Astronomi), William Mitchell Ramsay (1851-1939) (Arkeologi), William Ramsay (1852-1916) (Kimia), Sir Cecil P. G. Wakeley (1892-1979) (Kedokteran), dan lain sebagainya.

Semua ilmuwan ini beriman kepada Tuhan dan mengabdi kepada ilmu pengetahuan dengan niat menyingkap rahasia alam semesta yang telah diciptakan-Nya. Mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi dan meneliti dengan pemahaman akan keberadaan dan kekuasaan Allah.

Lahirnya ilmu pengetahuan beserta perkembangannya adalah hasil dari pemahaman ini.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Cahaya Mematikan Berhala

Ketika Nabi Muhammad SAW mulai mendakwahkan Islam, Arab adalah sebuah masyarakat jahiliyyah penganut takhayyul. Tapi, berkat cahaya Al Qur’an, mereka kemudian terbebaskan dari takhayyul dan mulai menggunakan akal mereka. Akibatnya, salah satu perkembangan mencengangkan dalam sejarah dunia pun terjadi. Dalam beberapa puluh tahun saja, Islam, yang muncul dari kota kecil bernama Madinah, tersebar dari Afrika hingga Asia Tengah.

Masyarakat Arab, yang dulunya tak mampu mengurus satu kota pun dengan rukun, menjadi penguasa imperium dunia. Dalam bukunya The Straight Path, pakar Islam asal Amerika, Profesor John Esposito, menjelaskan sisi menakjubkan tentang kemunculan Islam sebagaimana berikut:

Yang paling mencengangkan tentang perluasan wilayah kekuasaan Islam di masa awal adalah kecepatan dan keberhasilannya. Para pakar Barat merasa takjub akan hal ini… Dalam satu dasawarsa, pasukan Arab menaklukkan angkatan perang Bizantium dan Persia…dan menguasai Irak, Suriah, Palestina, Persia dan Mesir… Pasukan Muslim tampil sebagai penakluk yang sulit terkalahkan dan penguasa yang berhasil, pembangun dan bukan perusak. (John L. Esposito, Islam: The Straight Path, 1998, hlm. 33)

Ketika beragam bangsa, termasuk Turki, menerima Islam atas kehendak mereka sendiri, imperium Islam tumbuh semakin besar dan menjadi kekuatan terbesar di dunia pada masanya. Salah satu sisi terpenting imperium ini adalah terbukanya babak perkembangan ilmu pengetahuan yang tak tertandingi sebelumnya dalam sejarah.


“Pasukan Muslim tampil sebagai penakluk yang sulit terkalahkan dan penguasa yang berhasil, pembangun dan bukan perusak.” (John L. Esposito, Islam: The Straight Path, 1998, hlm. 33)
Di masa ketika Eropa tengah mengalami Masa Kegelapan, dunia Islam telah membangun warisan terbesar ilmu pengetahuan yang pernah disaksikan sejarah hingga saat itu. Ilmu kedokteran, matematika, geometri, astronomi, dan bahkan sosiologi dikembangkan secara sistematis untuk kali pertama.

Sejumlah pengulas berusaha mengaitkan perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini dengan pengaruh Yunani Kuno. Namun, sumber sesungguhnya ilmu pengetahuan Islam adalah penelitian dan pengamatan para ilmuwan Muslim itu sendiri. Dalam bukunya The Middle East, Profesor Bernard Lewis, pakar sejarah Timur Tengah, menjelaskannya sebagai berikut:

Pencapaian ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan tidaklah terbatas pada pelestarian warisan keilmuwan Yunani, bukan pula penggabungan unsur-unsur warisan budaya Timur yang lebih tua dan lebih jauh kepada bangunan ilmu pengetahuan tersebut. Warisan ini, yang dilimpahkan para ilmuwan Islam abad pertengahan kepada dunia modern, sungguh sangat diperkaya oleh daya upaya dan sumbangsih mereka sendiri. Ilmu pengetahuan Yunani, secara keseluruhan, lebih cenderung bersifat teoritis. Ilmu pengetahuan Timur Tengah abad pertengahan lebih banyak bersifat praktis, dan dalam bidang-bidang seperti kedokteran, kimia, astronomi, dan agronomi, warisan masa lalu tersebut diperjelas dan diperkaya dengan penelitian dan pengamatan para ilmuwan Timur Tengah abad pertengahan. (Bernard Lewis, The Middle East, 1998, hlm. 266)

Rahasianya adalah disiplin ilmiah dan pola pikir yang diajarkan Al Qur’an kepada para ilmuwan Muslim. Baris-baris tulisan seorang ilmuwan Muslim masa itu dalam catatan hariannya dengan sangat jelas menunjukkan betapa gagasan ilmu pengetahuan berdasarkan Al Qur’an benar-benar diterapkan:


Ali Kushchu, ilmuwan abad ke-15th yang pertama kali membuat peta bulan. Namanya dijadikan sebagai nama salah satu wilayah di bulan.
Kemudian, selama satu setengah tahun, saya mencurahkan hidup saya untuk belajar....Selama masa ini, saya tak pernah tidur semalaman penuh dan tak melakukan apa pun selain belajar seharian penuh. Kapan pun saya menemukan kesulitan... Saya akan pergi ke masjid, sholat, dan memohon kepada Pencipta Segala Sesuatu untuk menunjukkan kepada saya apa yang tersembunyi dari saya, dan menjadikannya mudah bagi saya sesuatu yang sebelumnya sulit. Lalu di malam hari saya akan kembali ke rumah, meletakkan pelita di depan saya, dan memulai membaca dan menulis... Saya terus melakukan ini hingga saya memiliki dasar yang kuat di seluruh cabang ilmu pengetahuan dan menguasainya sejauh mungkin. (John L. Esposito, Islam: The Straight Path, 1998, hlm. 54)

Andalusia (sekarang Spanyol), tempat kebanyakan ilmuwan Muslim dilahirkan dan dibesarkan, menjadi pusat utama kemajuan dan perkembangan, khususnya di bidang kedokteran. Para dokter Muslim sangat ahli di berbagai bidang seperti farmakologi, ilmu bedah, optalmologi, ginekologi, fisiologi, bakteriologi, dan ilmu kesehatan. Mereka juga membuat sejumlah penemuan penting yang meletakkan landasan bagi ilmu pengetahuan modern. Sebagian kecil dari mereka adalah:

Ibn Juljul (Tanaman obat-obatan), Abu Ja'far Ibn al-Jazzar (Kedokteran), Abd al-Latif al-Baghdadi (Anatomi), Ibn Sina (Anatomi), Zakariya Qazwini (Jantung dan otak), Hamdullah al-Mustaufi al-Qazwini (Anatomi), Ibn al-Nafis (Anatomi), Ali bin Isa (Anatomi mata), Biruni (Astronomi), Ali Kushchu (Astronomi), Thabit ibn Qurrah (Matematika), Battani (Matematika), Ibn al-Haitsam (Optik), Al-Kindi (Fisika).

Budaya ilmiah yang maju di dunia Islam ini membuka jalan bagi abad Kebangkitan Barat. Para ilmuwan Muslim bertindak atas pemahaman bahwa penelitian mereka terhadap ciptaan Allah adalah jalan yang dengannya mereka dapat mengenal Allah. Dengan berpindahnya cara berpikir ini ke dunia Barat, kemajuan Barat pun dimulai.


»»  baca lanjutannya sob .. ..

UNTA yang ISTIMEWA

Empat belas abad silam Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Saat itu, masyarakat Arab benar-benar berada dalam kemunduran dan kekacauan. Namun, cahaya yang dibawa Al Qur’an dengan sangat luar biasa mampu merubahnya.

Arab pra-Islam adalah bangsa biadab penyembah berhala buatan mereka sendiri. Selain meyakini perang dan pertumpahan darah sebagai jalan kemuliaan, mereka pun tega membunuh anak sendiri. Namun, dengan Islam mereka belajar nilai kemanusian, rasa hormat, cinta kasih, keadilan dan peradaban. Bahkan tak hanya bangsa Arab, semua masyarakat yang menerima Islam keluar dari gelapnya zaman kebodohan (jahiliyah), dan tersinari hikmah Ilahiah yang dikandung Al Qur’an. Di antara pencerahan Al Qur’an kepada manusia adalah pola pikir ilmiah.

Dasar berpikir ilmiah adalah rasa keingintahuan. Karena bertanya-tanya tentang bagaimana jagat raya dan alam kehidupan bekerja, manusia menyelidiki dan menjadi tertarik pada ilmu pengetahuan. Namun tidak banyak yang memiliki rasa ingin tahu ini. Bagi mereka, yang penting bukanlah rahasia alam semesta dan kehidupan, tapi keuntungan dan kenikmatan dunia yang sedikit.

Dalam masyarakat yang diperintah oleh para pemimpin yang berpola pikir demikan, ilmu pengetahuan
tidak berkembang. Kejumudan dan kebodohan merajalela, sebagaimana yang membelenggu masyarakat Arab sebelum turunnya Al Qur’an. Namun ayat-ayat Al Qur’an menyeru mereka berpikir, meneliti, menggunakan akal mereka; sesuatu yang barangkali baru pertama mereka alami sepanjang hidup. Dalam salah satu ayat Al Qur’an yang diturunkan di masa awal, Allah mengarahkan perhatian masyarakat Arab kepada unta, hewan yang menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?” (QS. Al Ghaasyiyah, 88:17)


1. KEPALA YANG TERLINDUNGI DARI PASIR:
• Bulu mata unta memiliki sistem berpautan. Tatkala ada bahaya, bulu-bulu mata ini secara otomatis menutup. Bulu-bulu mata yang berpautan ini mencegah masuknya butiran-butiran debu memasuki mata unta.
• Hidung dan telinga unta tertutupi oleh rambut-rambut panjang untuk melindunginya dari pasir dan debu.
• Leher yang panjang memungkinkan unta mencapai dan memakan dedaunan yang terletak beberapa meter di atas permukaan tanah.

2. KAKI YANG SESUAI UNTUK SEGALA JENIS DARATAN:
• Kaki unta terdiri dari jari-jemari yang tersambungkan dengan telapak yang lentur. Bentuk dan susunan ini, yang memungkinkannya menapak kokoh pada permukaan tanah, terdiri dari empat gumpalan berlemak. Ini benar-benar sesuai untuk segala jenis keadaan tanah.
• Kuku-kuku kaki unta melindungi kaki dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat sandungan.
• Seluruh lutut unta tertutupi oleh risa (lapisan kulit tebal), yang tersusun atas kulit setebal dan sekeras tanduk. Ketika unta berbaring di atas permukaan pasir panas, lapisan kulit tebal ini melindunginya dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.
3. PUNUK SEBAGAI SIMPANAN CADANGAN MAKANAN
Punuk unta, yang berupa timbunan lemak, menyediakan zat makanan bagi unta secara berkala saat paceklik dan kelaparan. Dengan perangkat ini, unta mampu bertahan hidup hingga tiga minggu tanpa air, hingga kehilangan 33% bobot badannya. Pada keadaan yang sama, manusia akan kehilangan 8% berat tubuhnya dan mati dalam waktu 36 jam, tanpa sedikit pun air tersisa dalam tubuhnya.

4. WOL PELINDUNG PANAS DAN DINGIN:
• Wol ini terdiri dari rambut lebat dan bertautan yang tak hanya melindungi tubuh unta dari dingin yang membeku atau panas yang membakar, tetapi juga mencegah hilangnya air dari dalam tubuhnya. Unta Dromedary mampu memperlambat proses berkeringat dengan menaikkan suhu tubuhnya hingga 41oC. Hal ini mencegah kehilangan air.
• Dengan wolnya yang tebal, unta di Asia mampu bertahan hidup hingga suhu +50oC di musim panas dan hingga -50oC di musim dingin.


Di banyak ayat Al Qur’an lainnya, manusia diseru mengkaji alam dan belajar darinya, sebab manusia dapat mengenal Pencipta hanya dengan meneliti ciptaan-Nya. Karenanya, dalam sebuah ayat, kaum Muslimin disebut sebagai orang yang berpikir tentang penciptaan langit dan bumi: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali ‘Imran, 3:191)

Alhasil, bagi seorang Muslim, melakukan pengkajian ilmiah adalah sebentuk ibadah yang sangat penting. Di banyak ayat Al Qur’an, Allah menyeru kaum Muslimin untuk meneliti langit, bumi, makhluk hidup atau keberadaan diri mereka sendiri, dan memikirkannya. Ketika mengkaji ayat-ayat tersebut, akan kita temukan petunjuk tentang seluruh cabang utama ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an. Misalnya, dalam Al Qur’an, Allah menganjurkan mempelajari ilmu astronomi sebagaimana berikut:

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. Al Mulk, 67:3)

Di ayat lain, misalnya, Allah menyeru pengkajian terhadap ilmu astronomi dan geologi (QS. Qaaf, 50:6-8), botani (QS. Al An’aam, 6:99), zoologi (QS. An Nahl, 16:66), arkeologi dan antropologi (QS. Ar Ruum, 30:9), ilmu tentang manusia (QS. Adz Dzaariyaat, 51:20-21), dan lain sebagainya.

Demikianlah, dalam Al Qur’an Allah menyeru kaum Muslimin untuk mempelajari semua cabang ilmu pengetahuan. Tidak heran jika dalam sejarah, perkembangan Islam secara bersamaan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

DURIAN JATUH KEATAS

Isaac Newton adalah ilmuwan terkemuka asal Inggris. Teori gravitasinya yang terkenal seringkali dikaitkan dengan “the falling apple”, yakni kisah buah apel yang jatuh menimpa kepalanya. Konon kabarnya, peristiwa inilah yang mengilhami hukum gravitasi itu. Menurut kisah yang dianggap legenda oleh sebagian orang ini, suatu ketika Newton sedang membaca buku sembari duduk di bawah pohon apel. Tanpa diduga, buah apel jatuh dari pohon dan mengenai kepalanya. Ia pun bertanya pada diri sendiri, “Mengapa apel ini tidak jatuh ke atas atau ke samping, tetapi malah ke bawah?”

Sejenak tampaknya tak ada yang aneh dari peristiwa tersebut. Di negara tropis seperti Indonesia, jatuhnya buah-buahan dari ranting pohonnya adalah pemandangan yang biasa saja. Bahkan, terdapat pohon yang batang dan buahnya lebih tinggi dan lebih besar dari apel, misalnya durian dan nangka. Ketika jatuh dari ketinggian yang sama, buah nangka dan durian akan lebih menyakitkan kepala orang yang ditimpanya ketimbang apel. Apalagi kulit durian dipenuhi duri-duri tajam. Tapi mengapa sebagian besar kita memandang peristiwa jatuhnya buah-buahan tropis ini sebagai hal yang biasa saja, tidak seperti Newton. Yang jelas, ini bukan karena orang yang tertimpa buah durian atau nangka merasa kesakitan dan kapok sehingga tak mau berpikir tentang fenomena alam tersebut. Lalu apa pasalnya?

Di zaman Newton, apel adalah buah yang akrab didengar dan umum dimakan masyarakat Inggris, bahkan hingga hari ini oleh hampir semua orang di dunia. Beberapa mereka mungkin pernah pula kejatuhan apel seperti yang dialami Newton. Tapi yang membedakan di sini adalah perbuatan Newton: “mempertanyakan mengapa apel jatuh ke arah bawah”. Di sinilah kuncinya. Newton melakukan sesuatu yang selalu diabaikan kebanyakan orang: mengkaji sesuatu yang tampak ‘biasa saja’. Ketertarikan pada fenomena alam yang ‘biasa saja’ inilah yang menjadikan Newton yang awalnya hanya sebuah nama bagi dirinya, menjadi Newton sebagai julukan hukum gravitasi temuannya.


Di zaman Newton, apel adalah buah yang akrab didengar dan umum dimakan masyarakat Inggris, bahkan hingga hari ini oleh hampir semua orang di dunia. Beberapa mereka mungkin pernah pula kejatuhan apel seperti yang dialami Newton. Tapi yang membedakan di sini adalah perbuatan Newton: “mempertanyakan mengapa apel jatuh ke arah bawah”. Di sinilah kuncinya.
Begitulah, ketertarikan mendalam terhadap peristiwa alam merupakan pintu gerbang menuju perkembangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan terkemuka perintis ilmu pengetahuan dari Timur Tengah maupun Barat adalah mereka yang memiliki ketertarikan terhadap gejala alam di sekitar mereka. Lebih dari itu, kegiatan ilmiah mereka ternyat a didorong oleh sesuatu yang jauh di atas tujuan duniawi dan kesenangan sesaat semata. Para ilmuwan ini beriman kepada Tuhan dan mengabdi kepada ilmu pengetahuan dengan niat menyingkap rahasia alam ciptaan-Nya. Newton berkata, “Kita mengenal-Nya hanya melalui perancangan-Nya yang paling bijak dan luar biasa atas segala sesuatu... [Kita] memuji dan mengagungkan-Nya sebagai hamba-Nya...” (Sir Isaac Newton, Mathematical Principles of Natural Philosophy, Great Books of the Western World 34, William Benton, Chicago, 1952:273-74)

Demikianlah, manusia hendaknya menyaksikan peristiwa alam di hadapannya tidak dengan kaca mata “biasa saja”. Sebab Allah menciptakan segala sesuatu di alam dengan perancangan sempurna dan perhitungan cermat. Bukti keagungan Pencipta hanya dapat dipahami oleh mereka yang terbiasa memikirkan secara mendalam atas segala yang mereka saksikan, tanpa menunggu hal yang ‘luar biasa’ seperti jatuhnya buah durian ke atas!
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Kaum Saba dan Banjir 'Ariim

Saba yang dibangun di selatan jazirah Arab pada abad ke-11 sebelum masehi, adalah sebuah peradaban besar. Al Qur’an memaparkan kisah Ratu Saba dan Nabi Sulaiman secara amat rinci. Namun, terdapat kisah lain dalam Al Qur’an tentang kaum ini, yakni perihal kehancuran dahsyat mereka.

Naskah tertua yang menyatakan keberadaan Kaum Saba adalah catatan tahunan peperangan dari zaman raja Assyria, Sargon II. Menurut prasasti ini, Sargon menyebut Saba sebagai salah satu negeri yang membayar upeti padanya. Ini adalah catatan tertua yang secara pasti memberitakan adanya negeri Saba. Catatan kuno yang memberitakan kaum Saba menyatakan bahwa, sama halnya dengan bangsa Phunisia, mereka adalah negeri yang melakukan kegiatan perniagaan, dan sejumlah jalur perdagangan terpenting di utara Arab ada dalam kekuasaan mereka. Penduduk Saba terkenal dalam sejarah sebagai bangsa berperadaban. Prasasti dari para penguasa Saba seringkali berbicara tentang "perbaikan", "pembiayaan", "pembangunan".

Bendungan Ma'rib, yang reruntuhannya masih tersisa hingga kini, adalah bukti penting kemajuan teknologi kaum Saba. Berkat bendungan ini, sebuah negeri hijau terhampar di tengah gurun pasir. Ibukotanya, Ma'rib, diuntungkan oleh bendungan ini, dan menjadi makmur karena berbagai keuntungan geografisnya. Kota ini terletak dekat sungai Adhanah. Kaum Saba memanfaatkan letak ini dengan mendirikan bendungan seiring dengan pembangunan peradaban mereka, dan mulai mengairi wilayah tersebut. Pertanian menjadi makmur dan mereka pun menikmati kesejahteraan hidup yang tinggi.

Ibukota Ma'rib adalah salah satu kota terindah di zamannya. Penulis Yunani, Pliny, yang berkunjung dan sangat memuji negeri ini, mengatakan dalam karyanya tentang hijaunya negeri tersebut. Bendungan di Ma'rib berketinggian 16 meter dengan lebar 60 meter, dan panjang 620 meter. Perhitungan menunjukkan; dua dataran luas di kedua sisi kota mampu diairi bendungan tersebut. Kedua dataran ini terkadang digambarkan dalam prasasti bangsa Saba sebagai "Ma’rib dan dataran kembar".


Dengan bendungan Ma’rib yang mereka bangun dengan teknologi sangat maju, kaum Saba memiliki sistem pengairan yang hebat. Tanah yang subur dan penguasaan atas jalur-jalur perdagangan menjadikan mereka memiliki taraf hidup tinggi dan mewah. Akan tetapi mereka berpaling dari Allah, padahal kepada-Nyalah mereka seharusnya bersyukur atas segala kenikmatan tersebut. Karenanya, bendungan mereka jebol, dan banjir ‘Arim menghancurkan segala sesuatu yang mereka miliki.
Ungkapan "Dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri " dalam Al Qur’an sangat mungkin merujuk pada perkebunan anggur dan kebun-kebun menawan di dua lembah ini. Berkat bendungan dan sarana pengairannya, daerah ini terkenal sebagai yang terbaik pengairan dan kesuburannya di Yaman.

Ketika kita mempelajari ayat-ayat Al Qur’an berdasarkan temuan sejarah ini, kita dapati kesesuaian besar di antara keduanya. Penemuan arkeologis dan bukti sejarah benar-benar cocok dengan yang tertulis dalam Al Qur’an. Kaum tersebut mengabaikan peringatan nabi yang diutus kepada mereka, dan tidak mensyukuri nikmat Allah, akhirnya mereka dihukum dengan bencana mengerikan. Al Qur’an mengisahkan:

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. (QS. Saba, 34:15-17)

Kaum Saba hidup di daerah sangat indah dengan perkebunan anggur dan kebun-kebun subur. Negeri Saba terletak di jalur perniagaan sehingga sangat makmur, dan menjadikannya salah satu kota terkemuka di zamannya. Yang hanya perlu dilakukan kaum Saba dalam kelapangan ini adalah "memakan rezki yang dianugerahkan Tuhan mereka dan bersyukur kepada-Nya." Tapi mereka tidak melakukannya, malahan, seperti yang dikatakan dalam sebuah ayat, "mereka berpaling dari Allah…"


Reruntuhan bendungan Ma’rib di atas merupakan salah satu karya terpenting kaum Saba (kiri). Bendungin ini jebol oleh banjir ‘Aarim sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an, dan semua lahan pertanian diterjang banjir ini. Wilayah Saba hancur karena jebolnya bendungan Ma’rib. Negeri Saba kehilangan pilar-pilar perekonomiannya dalam waktu singkat dan kemudian runtuh sama sekali. Di masa kini, bendungan terkenal kaum Saba tersebut dipergunakan lagi sebagai sarana pengairan. (kanan) 

Keangkuhan atas kemakmuran mereka mengakibatkan mereka merugi. Seluruh negeri diratakan oleh banjir dahsyat. Perkebunan anggur dan kebun-kebun kaum Saba tiba-tiba lenyap terbenam air. Azab yang menimpa kaum Saba dilukiskan dalam Al Qur’an dengan ungkapan, "Sailul ‘Arim," atau Banjir ‘Arim. Istilah Al Qur’an ini juga mengisahkan pada kita bagaimana bencana ini terjadi. Kata "’Arim" berarti "bendungan" atau "tanggul". "Sailul ‘Arim” menjelaskan bagaimana banjir berlangsung setelah jebolnya bendungan.

Arkeolog Kristen, Werner Keller sepakat bahwa Banjir ‘Arim sesuai dengan gambaran Al Qur’an, ia menulis:

Selama 1500 tahun perkebunan rempah-rempah ini tumbuh subur di sekitar Ma’rib. Ini berlangsung sampai tahun 542 sebelum masehi—yakni saat bendungan itu jebol. Gurun pasir tandus perlahan menutupi negeri subur ini dan mengancurkan segalanya. Al Qur’an mengisahkan "Kaum Saba memiliki kebun-kebun indah dengan buah-buahan termahal yang ranum." Namun kaum tersebut berpaling dari Tuhan, sehingga Dia menghukum mereka dengan jebolnya bendungan. Setelah itu tak ada yang tumbuh di kebun-kebun negeri Saba, kecuali pohon berbuah pahit. (Werner Keller, The Bible as History, William Morrow and Company, Inc., New York, 1981, hlm. 216)


Al Qur’an memberitakan kepada kita bahwa Ratu Saba dan kaumnya menyembah matahari sebelum mereka tunduk dan mengikuti Nabi Sulaiman. Berita yang tertera pada prasasti menegaskan kebenaran ini. Dalam prasasti disebutkan bahwa mereka menyembah matahari dan bulan di tempat-tempat peribadatan mereka.

Bendungan, yang dapat dianggap sebagai sumber utama kemakmuran dan kesejahteraan Kaum Saba, juga menjadi jalan kehancuran kaum yang tak bersyukur itu. Setelah bencana Banjir ‘Arim, daerah ini berubah menjadi gurun pasir, dan bersamaan dengan lenyapnya lahan pertanian, kaum Saba kehilangan sumber pendapatan utama mereka. Kaum Saba mendustakan seruan agar beriman dan bersyukur kepada Tuhan, dan mereka pun diazab. Setelah kerusakan parah akibat banjir, kaum Saba mulai bercerai-berai. Mereka tinggalkan rumah-rumah mereka dan mengungsi ke wilayah utara Arabia, Mekkah dan Syria. Ma'rib, yang dahulunya didiami Kaum Saba, kini hanyalah reruntuhan tak berpenghuni, dan sungguh menjadi peringatan bagi siapa pun yang melakukan kesalahan serupa Kaum Saba.
»»  baca lanjutannya sob .. ..