Selasa, 31 Mei 2011

Mimpi dan Cinta

Pantas saja ada mimpi begitu indah

ketika ku tersesat di belantara namun kelamnya
telah menjadi jalan setapak bersamamu
ketika ku terhanyut di sungai
arusnya adalah lembut lenganlenganmu
ketika ku melayang jatuh di jurang
kedalamannya adalah lubuk hatimu.

Pantas saja ada kehangatan di kelopak mata
ketika kecupanmu meninggalkan jejak basah
bertuliskan cinta.

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Belajar dari Payung yang BOCOR !!

Masalah datang tanpa memilih, kepada yang memintanya tanpa pengetahuan, atau kepada yang memohon agar dihindarkan dari masalah, karena masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai, agar kita meninggalkan yang kita sukai tetapi yang tidak baik bagi kita. Sayangnya, hanya sedikit dari kita yang mengetahui bahwa masalah adalah batu pijakan yang menjadikan kita pantas bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan di tempat-tempat yang naik. Dan, ada juga jiwa yang dikasihi Tuhan - yang sedang hidup dalam pendapatnya sendiri mengenai yang baik, tetapi letih dan marah kepada kehidupan karena kelemahan dan kekalutan hidupnya. Dia mencadangkan payung bocor menjelang badai. seandainya saja dia sedikit ikhlas untuk mendengar. ---------------------------------------------------- Kemudian, Perhatikanlah bagaimana dia melakukan sesuatu yang diketahuinya merusak kesehatannya, dan membiarkan anak kesayangannya melihat perilaku buruknya, padahal dia juga tahu bahwa anak adalah peniru yang setia, yang akan menirunya, dan menambahkan perilaku lebih bermasalah lagi, yang akan menjadikannya orang tua yang menua lebih cepat karena masalah-masalah dengan anaknya di masa depan. Berapa banyakkah orang tua yang sedang menyiapkan anak-anaknya sebagai payung bocor bagi badai masa depan anak-anak mereka? ……….. Perhatikanlah juga bagaimana dia menjadikan perilaku yang hambar-sayang kepada ibu dari anak-anaknya, yang akan belajar untuk memperlakukan istri mereka nanti dengan kehambaran kasih sayang yang dipelajarinya dari sang ayah. ……….. Lalu perhatikanlah bagaimana sang ibu tidak memelihara daya tariknya sebagai wanita yang seharusnya memukau ayah dari anak-anaknya, yang menyiapkan anak perempuannya untuk mempercantik diri hanya dalam pergaulan dengan orang lain, tetapi tidak untuk suaminya, dan melatih suaminya untuk tidak mengharapkan disambut oleh wanita yang menggetarkan hati saat sang suami kembali dari kerja keras mencari nafkah, dan dengannya mempermudah upaya wanita lain dalam memikat perhatian suaminya. ……….. Kemudian, perhatikanlah juga bagaimana pasangan itu - yang mengundang Tuhan untuk menyaksikan penyatuan yang mereka putuskan sendiri, untuk juga menyaksikan bagaimana mereka kemudian hanya berbicara kepada satu sama lain hanya bila mereka bertengkar, yang mendidik anak-anak mereka untuk tidak menghormati pernikahan, dan menjadikan Tuhan sebagai saksi bagi pernikahan yang sia-sia. ……….. Perhatikanlah bagaimana orang dewasa mencontohkan pencurian dan penipuan hak orang lain untuk menumpuk kekayaan, yang menjadikan orang muda tidak melihat perlunya sekolah dan pendidikan, karena mencuri bisa menjadi jalan pintas untuk sukses. ……….. Perhatikanlah bagaimana sebagian pemimpin mencontohkan kelemahan hati dalam menegakkan keadilan dan ketidak-tegasan dalam bertindak, tetapi bersegera untuk mendahulukan keuntungan pribadi dan golongannya, yang menyiapkan anggota masyarakat untuk menjadi pemrotes yang anarkis, atau menjadi pemimpin yang mumpung. ……….. Perhatikanlah yang dilakukan oleh pendidik-pendidik senior yang mengiklankan pendidikan bebas biaya yang ternyata tidak bebas biaya, tetapi tetap menyebutnya bebas biaya, yang menjadi contoh dan penyemangat bagi para siswa sekolah bahwa mereka bisa mencapai pangkat dan kedudukan-kedudukan yang baik dengan keterampilan berpikir seperti itu. ……….. Apakah sebetulnya ada pengertian yang baik di antara kita, bahwa kita bertanggung-jawab atas kelestarian alam? Ya, tetapi tidak dalam pertimbangan perkembangan ekonomi. Perhatikanlah bagaimana kita mencemari sungai, tanah, udara, dan laut; dan bagaimana kita membabat hutan, menyempitkan sungai, mengikis pantai, meledakkan dan meracun ikan, dan menistai satwa pelengkap kehidupan ini, ... semua atas nama bisnis dan pengutamaan kekayaan pribadi, seolah kita bisa pindah ke planet lain jika bumi ini telah rusak dan beracun. ........... Dan yang ini menyedihkan, Kita telah hidup dalam pencitraan negeri yang menjadikan tetangga yang kecil berani mengganggu yang lebih besar, yang menjadikan yang paling kecil di antara saudara kita lebih marah daripada yang besar-besar di antara kita, tetapi yang mengharuskan kita mengurut dada untuk menerima, bahwa yang seharusnya berperan di antara kita belum berperan dalam membesarkan penghormatan dan keseganan pada kerajaan-kerajaan kecil, terhadap kemampuan besar kita dalam menghukum mereka yang tidak menghormati negeri yang sejatinya besar ini. ……….. Sebagai pribadi atau sebagai keluarga yang disebut bangsa, kita sedang hidup dalam penyiapan payung-payung bocor yang tidak akan berperan untuk mengatasi kesulitan dan menyelesaikan masalah kehidupan kita. Sehingga …, sepertinya … jika kita tidak bersedih, itu berarti kita tidak sedang memperhatikan. Dan bagi dia yang dadanya pedih dengan ketidak-tegasan dirinya dan orang lain untuk berpihak kepada yang benar dan berlaku tegas dalam kebenaran, pedihnya dada itu adalah tanda adanya perintah untuk memimpinkan perubahan, yang dimulai dari perubahan pada diri sendiri, agar dia berwenang untuk menganjurkan perubahan kepada orang lain, dan agar kemudian dia berwenang untuk mengharuskan perubahan bagi kebaikan manusia dan alam. Karena, itulah kepemimpinan. Maka marilah kita membaikkan keadaan yang sedang terjadi di sekitar kehidupan kita, dan menyadari bahwa keadaan yang sedang berlangsung – adalah komponen pembentuk sejarah. Kira-kira, sejarah seperti apakah yang sedang kita bentuk bagi kehidupan kita di masa depan, jika kita ijinkan semua penyiapan payung bocor ini tetap berlanjut? Maka bersegeralah merapikan diri, menyiapkan diri kita masing-masing sebagai penyiap payung yang berperan bagi kehidupan pribadi terdekat kita, lalu belajar untuk menjadi lebih berperan bagi pembaikan kehidupan saudara-saudara kita yang terdekat dan yang jauh, agar kita menjadi sebuah keluarga yang saling mengasihi ke dalam, dan menjadi bangsa yang berwibawa dan disegani dalam pergaulan antar negara dan kerajaan. Demi kebaikan, mulailah dari diri sendiri. ……….. -------------------------------------------------------- Marilah kita jadikan keberadaan kita dalam kehidupan ini berarti. Karena ada arti dalam penciptaan diri ini. Tuhan sangat memuliakan kita. Hanya karena kita tidak melihat kemuliaan itu, tidak berarti kemuliaan itu tidak ada pada diri kita. Tugas kita adalah mengupas dan menanggalkan kulit-kulit kusam yang menutupi kecemerlangan jiwa ini, agar kita bisa menjadi sebagaimana seharusnya kita menjadi. by.mario teguh
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Belajar dari Payung yang BOCOR !!

Masalah datang tanpa memilih,
kepada yang memintanya tanpa pengetahuan,
atau kepada yang memohon agar dihindarkan dari masalah,

karena masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai,
agar kita meninggalkan yang kita sukai tetapi yang tidak baik bagi kita.

Sayangnya, hanya sedikit dari kita yang mengetahui bahwa masalah
adalah batu pijakan yang menjadikan kita pantas bagi kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecemerlangan di tempat-tempat yang naik.

Dan, ada juga jiwa yang dikasihi Tuhan -
yang sedang hidup dalam pendapatnya sendiri mengenai yang baik,
tetapi letih dan marah kepada kehidupan
karena kelemahan dan kekalutan hidupnya.

Dia mencadangkan payung bocor menjelang badai.

seandainya saja dia sedikit ikhlas untuk mendengar.

----------------------------------------------------

Kemudian,
Perhatikanlah bagaimana dia melakukan sesuatu yang diketahuinya merusak kesehatannya,
dan membiarkan anak kesayangannya melihat perilaku buruknya,
padahal dia juga tahu bahwa anak adalah peniru yang setia,
yang akan menirunya, dan menambahkan perilaku lebih bermasalah lagi,
yang akan menjadikannya orang tua yang menua lebih cepat karena masalah-masalah dengan anaknya di masa depan.

Berapa banyakkah orang tua yang sedang menyiapkan anak-anaknya sebagai payung bocor bagi badai masa depan anak-anak mereka?

………..

Perhatikanlah juga bagaimana dia menjadikan perilaku yang hambar-sayang kepada ibu dari anak-anaknya,

yang akan belajar untuk memperlakukan istri mereka nanti dengan kehambaran kasih sayang yang dipelajarinya dari sang ayah.

………..

Lalu perhatikanlah bagaimana sang ibu tidak memelihara daya tariknya sebagai wanita yang seharusnya memukau ayah dari anak-anaknya,

yang menyiapkan anak perempuannya untuk mempercantik diri hanya dalam pergaulan dengan orang lain, tetapi tidak untuk suaminya,

dan melatih suaminya untuk tidak mengharapkan disambut oleh wanita yang menggetarkan hati saat sang suami kembali dari kerja keras mencari nafkah,

dan dengannya mempermudah upaya wanita lain dalam memikat perhatian suaminya.

………..

Kemudian, perhatikanlah juga bagaimana pasangan itu - yang mengundang Tuhan untuk menyaksikan penyatuan yang mereka putuskan sendiri,

untuk juga menyaksikan bagaimana mereka kemudian hanya berbicara kepada satu sama lain hanya bila mereka bertengkar,

yang mendidik anak-anak mereka untuk tidak menghormati pernikahan,

dan menjadikan Tuhan sebagai saksi bagi pernikahan yang sia-sia.
………..

Perhatikanlah bagaimana orang dewasa mencontohkan pencurian dan penipuan hak orang lain untuk menumpuk kekayaan,

yang menjadikan orang muda tidak melihat perlunya sekolah dan pendidikan,

karena mencuri bisa menjadi jalan pintas untuk sukses.
………..

Perhatikanlah bagaimana sebagian pemimpin mencontohkan kelemahan hati dalam menegakkan keadilan dan ketidak-tegasan dalam bertindak,

tetapi bersegera untuk mendahulukan keuntungan pribadi dan golongannya,

yang menyiapkan anggota masyarakat untuk menjadi pemrotes yang anarkis, atau menjadi pemimpin yang mumpung.

………..

Perhatikanlah yang dilakukan oleh pendidik-pendidik senior yang mengiklankan pendidikan bebas biaya yang ternyata tidak bebas biaya, tetapi tetap menyebutnya bebas biaya,

yang menjadi contoh dan penyemangat bagi para siswa sekolah bahwa mereka bisa mencapai pangkat dan kedudukan-kedudukan yang baik dengan keterampilan berpikir seperti itu.

………..

Apakah sebetulnya ada pengertian yang baik di antara kita,
bahwa kita bertanggung-jawab atas kelestarian alam?

Ya, tetapi tidak dalam pertimbangan perkembangan ekonomi.

Perhatikanlah bagaimana kita mencemari sungai, tanah, udara, dan laut; dan bagaimana kita membabat hutan, menyempitkan sungai, mengikis pantai, meledakkan dan meracun ikan, dan menistai satwa pelengkap kehidupan ini,

... semua atas nama bisnis dan pengutamaan kekayaan pribadi,

seolah kita bisa pindah ke planet lain jika bumi ini telah rusak dan beracun.

...........

Dan yang ini menyedihkan,

Kita telah hidup dalam pencitraan negeri yang menjadikan tetangga yang kecil berani mengganggu yang lebih besar,

yang menjadikan yang paling kecil di antara saudara kita lebih marah daripada yang besar-besar di antara kita,

tetapi yang mengharuskan kita mengurut dada untuk menerima, bahwa

yang seharusnya berperan di antara kita belum berperan dalam membesarkan penghormatan dan keseganan pada kerajaan-kerajaan kecil,

terhadap kemampuan besar kita dalam menghukum mereka yang tidak menghormati negeri yang sejatinya besar ini.

………..

Sebagai pribadi atau sebagai keluarga yang disebut bangsa,
kita sedang hidup dalam penyiapan payung-payung bocor yang tidak akan berperan untuk mengatasi kesulitan dan menyelesaikan masalah kehidupan kita.

Sehingga …,
sepertinya … jika kita tidak bersedih,
itu berarti kita tidak sedang memperhatikan.

Dan bagi dia yang dadanya pedih

dengan ketidak-tegasan dirinya dan orang lain untuk berpihak kepada yang benar dan berlaku tegas dalam kebenaran,

pedihnya dada itu adalah tanda adanya perintah untuk memimpinkan perubahan,
yang dimulai dari perubahan pada diri sendiri,
agar dia berwenang untuk menganjurkan perubahan kepada orang lain,
dan agar kemudian dia berwenang untuk mengharuskan perubahan bagi kebaikan manusia dan alam.

Karena, itulah kepemimpinan.

Maka marilah kita membaikkan keadaan yang sedang terjadi di sekitar kehidupan kita,
dan menyadari bahwa keadaan yang sedang berlangsung – adalah komponen pembentuk sejarah.

Kira-kira, sejarah seperti apakah yang sedang kita bentuk bagi kehidupan kita di masa depan, jika kita ijinkan semua penyiapan payung bocor ini tetap berlanjut?

Maka bersegeralah merapikan diri, menyiapkan diri kita masing-masing sebagai penyiap payung yang berperan bagi kehidupan pribadi terdekat kita,
lalu belajar untuk menjadi lebih berperan bagi pembaikan kehidupan saudara-saudara kita yang terdekat dan yang jauh,
agar kita menjadi sebuah keluarga yang saling mengasihi ke dalam,
dan menjadi bangsa yang berwibawa dan disegani dalam pergaulan antar negara dan kerajaan.

Demi kebaikan, mulailah dari diri sendiri.

………..

--------------------------------------------------------

Marilah kita jadikan keberadaan kita dalam kehidupan ini berarti. Karena ada arti dalam penciptaan diri ini.

Tuhan sangat memuliakan kita. Hanya karena kita tidak melihat kemuliaan itu, tidak berarti kemuliaan itu tidak ada pada diri kita.

Tugas kita adalah mengupas dan menanggalkan kulit-kulit kusam yang menutupi kecemerlangan jiwa ini,
agar kita bisa menjadi sebagaimana seharusnya kita menjadi.



by.mario teguh

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Question for Our's future

1.Apakah kekhawatiran Anda mngenai masa depan, membuat Anda merencanakan hanya yang kecil-kecil?

2.Bagi yang takut gagal, apakah sudah jelas Anda takut gagal APA?

3.Bagaimana mungkin Anda menyebut keadaan yang penuh keluhan dan tidak menghargai Anda, sebagai Comfort Zone?

4.Anda jenis pribadi yang mana? Yang disemangati oleh keberhasilan atau yang dikecilkan oleh resiko

5.Jika Anda disemangati oleh keberhasilan, maka inginkanlah yang besar, upayakan yang besar, dan besarkanlah kesabaran Anda.

6. Anda tidak mungkin melihat masa depan dengan jelas, jika hari ini Anda masih sibuk me-nyeret-nyeret puing-puing masa lalu Anda.

7. Menyesali masa lalu yang buruk hanya akan melemahkan Anda. Syukurilah kesalahan masa lalu yang telah mnjadikan Anda pribadi yg baik hari ini.


by.mario teguh how its a future*
»»  baca lanjutannya sob .. ..