Sabtu, 23 April 2011

Yang sebenarnya berharga

Suatu ketika seorang pemuda mendatangi seorang guru yang terkenal dan bertanya ” Guru saya tidak mengerti, mengapa orang sepeti anda, mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana, bukankah di masa seperti ini barpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan, namun juga utk penyutujuan” sang Guru hanya tersenyum, Dia lalu melepaskan cincin dari slah satu jarinya, lalu berkata ” anak muda akan ku jawab pertanyaan mu, tetapi lebih dahulu lakukan satuhal untukku, ambilah cincin ini dan bawalah kepasar di seberang sana, bisakah kamu menjualnya, seharga satu keping emas” melihat cincin Guru yang kotor itu pemuda td merasa ragu ” satu keping emas ?, saya tidak yakin Guru, saya tidak yakin cincin ini bisa di jual seharga itu” .”coba dulu siapa tau kamu berhasil” Guru itu berusaha meyakinkan, mendegar hal itu, pemuda itu bergegas ke pasar, dia menawarkan cincin itu kepada pedagang lain, pedagang kain, pedagang sayur, menjual daging dan ikan, serta kepada pedagang yang lainnya, dan emang benar ternyata tidak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas, mereka menawarnya hanya satu keping perak, tentu saja pemuda itu tidak berani menjualnya dengan harga satu keping perak, lalu ia kembali ke padepokan sang guru, dan melapor “Guru seperti yang aku katakan tadi, tak satu pun yang menawar lebih dari satu keping perak” sang guru sambil tetap tersenyum arif dan berkata ” sekarang pergilah kamu di belakang toko emas di belakang jalan ini, coba perlihatkan pada pemilik toko atau tukang emas di sana, jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian. Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang di maksud, dan ia kembali kepada zunum dengan raut wajah wajah yg lain, ia kemudian melapor ” guru ternya pedagang di pasar tidak tau nilai sesungguhnya cincin ini, pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas, rupanya nilai cincin ini 1000x lebih tinggi daripada yg di tawar pedagang di pasar “, mendengar laporan pemuda itu, sang guru tersenyum simpul, sambil berhujar lirih, itulah jawaban atas pertanyaan mu tadi anak muda.Seseorang tidak bisa di nilai dari pakaiannya, hanya pedagang sayur, pedagang ikan dan pedagang daging di pasar yg menilai demikian, namun tidak bagi pedagang emas, emas dan permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa di lihat dan di nilai jika kita mampu melihat ke dalam jiwanya, di perlukan ke arifan untuk menjenguknya anak muda dan itu pun butuh proses, kita tidak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan liaht sekilas.Sering kali yang di sangka emas ternyata loyang, dan yang kita lihat sebagai loyang ternya permata yang bernilai tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar