Senin, 30 Januari 2012

AIR dan kentalnya ZAITUN

Saat mendengar kata “cairan”, orang segera membayangkan zat yang amat mudah mengalir. Padahal, tingkat-tingkat kekentalan cairan amatlah beraneka. Contohnya, kekentalan aspal, gliserin, minyak zaitun, dan asam sulfat, sangatlah berbeda. Perbedaan besar akan tampak ketika semua cairan ini dibandingkan sebagaimana dalam tabel berikut:



Pembandingan sederhana di atas mengisyaratkan satu hal: air memiliki tingkat kekentalan sangat rendah. Dengan kata lain, air sangatlah encer atau amat cair sehingga mudah mengalir. Kecuali beberapa zat cair – seperti eter dan hidrogen cair – dan zat-zat berwujud gas, air tampaknya memiliki tingkat kekentalan terendah.


Sifat encer air sangat penting bagi hidup kita. Jika air sedikit saja lebih kental, maka mustahil darah kita beredar melalui sistem pembuluh kapiler darah. Misalnya, sistem rumit pembuluh darah vena liver kita (tampak di gambar) takkan pernah ada dan berfungsi.
Apakah rendahnya tingkat kekentalan air ada gunanya bagi kita? Apa bedanya jika air sedikit lebih kental atau lebih encer? Profesor Michael Denton menjawab pertanyaan ini:

Jika kekentalan air lebih tinggi, gerakan terkendali makromolekul besar, khususnya bentuk semacam mitokondria dan organel kecil, akan menjadi tidak mungkin; demikian juga peristiwa-peristiwa seperti pembelahan sel. Semua kegiatan utama sel akan terhenti, dan kehidupan sel menyerupai jenis apa pun yang pernah kita kenal mustahil akan terjadi. Perkembangan organisame-organisme tingkat tinggi, yang sangat bergantung pada kemampuan sel bergerak atau beringsut selama pembentukan embrio, pasti mustahil terjadi jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dari yang ada sekarang. (Michael Denton, Nature's Destiny: How The Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, New York: The Free Press, 1998, hlm. 33)

Sifat encer air tidak hanya penting bagi pergerakan di tingkat sel, akan tetapi berguna pula bagi sistem peredaran darah. Seluruh makhluk hidup berukuran tubuh lebih dari seperempat milimeter memiliki sistem peredaran terpusat. Tanpanya, zat makanan dan oksigen mustahil dapat diedarkan merata ke seluruh bagian tubuh. Dengan kata lain, zat makanan dan oksigen takkan dapat diserap oleh sel-sel, dan sisa-sisa zat makanan atau zat sampah lainnya tidak dapat dibuang.

Terdapat banyak sel yang menyusun tubuh makhluk hidup. Karenanya, sangat penting bagi zat makanan, oksigen dan energi yang telah masuk ke dalam tubuh untuk diedarkan merata (dipompa) ke seluruh sel-sel melalui semacam “selang” atau “pipa”. Sama halnya, pipa-pipa serupa juga diperlukan untuk membawa dan membuang zat-zat sampah. “Pipa” ini adalah pembuluh darah vena dan arteri, yang merupakan bagian dari sistem peredaran darah. Jantung adalah pompa yang mendorong bekerjanya sistem ini agar terus-menerus mengalir.


Rendahnya tingkat kekentalan air sangatlah penting bagi seluruh makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan. Pembuluh halus pada daun, sebagaimana tampak pada gambar, mampu mengalirkan air karena sifat encernya.
Cairan yang dipompa dan dialirkan dalam darah sebagian besarnya tersusun atas air. Darah tersusun atas cairan bening yang disebut plasma darah. Selain itu, darah juga berisi partikel-partikel kecil seperti sel-sel darah, protein, dan hormon – warna merah darah dihasilkan oleh partikel sel darah merah. Sekitar 95% penyusun plasma darah adalah air.

Inilah sebab mengapa tingkat kekentalan air sangatlah penting bagi bekerjanya sistem peredaran darah dengan baik. Jika air sekental aspal, misalnya, maka jantung takkan mampu memompanya. Jika air sekental minyak zaitun (sekitar satu juta lebih encer daripada aspal), jantung mungkin masih mampu memompanya, meskipun sulit. Tapi, darah sekental minyak zaitun takkan mampu mencapai dan melewati seluruh miliaran pembuluh darah kapiler yang meliputi tubuh kita. Pipa atau pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang berukuran sangat kecil.

Begitulah, air “benar-benar pas dan sesuai” untuk kehidupan. Tingkat kecocokan ini tak dapat disandingkan dengan cairan lain mana pun. Bagian terbesar planet bumi ini seluruhnya cocok untuk kehidupan, dan dilingkupi dengan air berjumlah tepat dan sesuai untuk kehidupan. Jelas, ini semua bukanlah kebetulan belaka atau ada dengan sendirinya. Pastilah terdapat perancangan dan penghitungan sengaja untuk tujuan tertentu.

Dengan kata lain, sifat fisika air di atas memperlihatkan kepada kita bahwa air diciptakan secara istimewa dan khusus untuk kehidupan. Bumi, yang sengaja diciptakan untuk dihuni manusia, dihidupkan dengan air, yang secara khusus dibuat untuk menjadi sandaran utama hidup manusia. Dengan air, Allah telah mengaruniai hidup kepada kita, dan dengannya Allah menumbuhkan dari tanah beragam sumber makanan yang menyehatkan kita. Jika demikian halnya, patutkah kita tidak bersyukur dan menyembah Allah?


Kita perlu membelah sehelai rambut menjadi 20 atau 30 helai searah panjangnya (sebagaimana kita membelah bambu) untuk mendapatkan rambut setipis pembuluh darah kapiler. Mampukah Anda melakukannya? 
Tugas pipa atau pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan oksigen, zat makanan, hormon dan zat-zat lain yang terkandung dalam darah dan yang diperlukan untuk hidup ke segenap sel di seluruh bagian tubuh. Jika jarak sel lebih dari 50 mikrometer jauhnya dari jalur yang dilalui seutas pembuluh kapiler (1 mikrometer = seperseribu milimeter), maka sel itu tak dapat menikmati layanan yang disediakan oleh pembuluh kapiler tersebut. Dengan kata lain, sel-sel yang berjarak 50 mikrometer atau lebih jauhnya dari pembuluh kapiler takkan mendapat jatah ‘makanan’, dan akan mati kelaparan.
Inilah mengapa tubuh manusia diciptakan dengan jaringan pembuluh darah kapiler yang melingkupi seluruh bagian tubuh. Manusia sehat memiliki sekitar 5 miliar pembuluh kapiler. Jika seluruhnya dibentangkan, panjang keseluruhan pembuluh ini akan mencapai sekitar 950 kilometer. Ini kurang lebih sejauh panjang pulau Jawa. Pada sejumlah hewan menyusui, terdapat sekitar 3.000 pipa kapiler dalam satu sentimeter persegi jaringan otot. Jika Anda mampu menggulung sepuluh ribu utas pembuluh kapiler terkecil dalam tubuh manusia, maka bundelan yang dihasilkan akan setebal arang pensil.

Ketebalan atau garis tengah sehelai pembuluh kapiler ini berkisar antara 3-5 mikrometer, atau 0,003-0,005 milimeter. Andaikan tebal rambut kita adalah sepersepuluh milimeter, maka kita perlu membelah sehelai rambut menjadi 20 atau 30 helai searah panjangnya (sebagaimana kita membelah bambu) untuk mendapatkan rambut setipis pembuluh kapiler tersebut.

Darah mengalir melewati jaringan pembuluh darah yang panjang dan rumit. Semakin mendekati ujungnya, garis tengahnya semakin menyempit, sehingga membentuk pembuluh darah yang halus (kapiler). Jika darah hendak melewati saluran yang semakin menyempit di ujungnya tanpa tersumbat atau terhambat, darah pastilah harus cair (encer). Syarat ini telah terpenuhi berkat rendahnya tingkat kekentalan air, yang membentuk 95% bagian dari plasma darah. Menurut profesor Michael Denton, pakar biologi molekuler Universitas Otago, Selandia Baru, jika air sedikit saja lebih kental dari yang sekarang, maka sistem peredaran darah akan menjadi sama sekali tidak berguna:

Sistem kapiler akan bekerja hanya jika cairan yang dipompa melalui pipa-pipa penyusunnya mempunyai kekentalan sangat rendah. Kekentalan rendah itu penting karena laju aliran berbanding terbalik dengan kekentalan... Dari sini, mudah dipahami bahwa jika kekentalan air bernilai hanya beberapa kali lebih tinggi daripada yang sekarang, memompa darah lewat sebuah pembuluh kapiler akan memerlukan tekanan amat tinggi, dan hampir semua sistem peredaran akan tidak dapat bekerja... Jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dan jika kapiler terkecil yang digunakan bergaris tengah 10, bukannya 3 mikrometer, maka kapiler-kapiler ini akan harus menempati semua bagian jaringan otot agar memberikan cukup persediaan oksigen dan glukosa. [Jika ini yang terjadi] maka pastilah perancangan bentuk-bentuk kehidupan tingkat tinggi akan tidak mungkin atau sangat dibatasi... Jadi, tampaknya, kekentalan air haruslah mirip seperti yang sekarang ini jika harus berperan sebagai sarana penyokong kehidupan. (Michael Denton, Nature's Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, New York: The Free Press, 1998, h. 35-36)

Dengan kata lain, sebagaimana sifat-sifatnya yang lain, kekentalan air pun telah sengaja dibuat “sesuai permintaan” agar cocok bagi kehidupan. Beragam zat cair memiliki kekentalan berbeda, yang nilainya dapat mencapai kisaran miliaran kali lipat. Di antara nilai yang sangat beragam itu, ada satu cairan yang nilai kekentalannya telah ditentukan agar benar-benar tepat dan pas sesuai kebutuhan. Cairan ini adalah air, yang sengaja diciptakan Allah dengan nilai kekentalan tertentu yang pas untuk menopang kehidupan makhluk hidup di bumi. Mahasuci Allah, sebaik-baik Pencipta.

0 komentar:

Posting Komentar