Minggu, 29 Januari 2012

Pemalsuan Ilmu Pengetahuan

Amerika Serikat merupakan negara di mana sebagian kalangan ilmuwannya sangat gencar melancarkan gerakan anti-evolusi hingga detik ini. Berdasarkan dengan bukti-bukti ilmiah terkini, para profesor, doktor, dan kalangan akademisi ini menemukan teori evolusi tidaklah absah secara ilmiah. Malahan, mereka berhasil membongkar berbagai pemalsuan dan kecurangan yang dimuat di sejumlah literatur ilmiah, termasuk buku-buku pelajaran, demi mendukung teori yang tidak terbukti: evolusi. Kegiatan mereka ini sempat dimuat di harian terkenal di Amerika Serikat, the New York Times, 8 April 2001, dengan judul “Biology Text Illustrations More Fiction Than Fact” (Gambar-Gambar di Buku Pelajaran Biologi, Lebih Fiksi daripada Fakta). James Glanz, sang penulis, memaparkan:

Secara khusus, para pendukung gagasan perancangan (lawan evolusi, pent.) mengutip gambar-gambar abad ke-19 buatan biologiwan Jerman, Ernst Haeckel, yang mengemukakan bahwa tahapan-tahapan awal perkembangan embrio dari banyak hewan, termasuk manusia, hampir sama persis, dan berkembang menjadi wujud berbeda hanya di tahap kemudian. Ia mengatakan, kemiripan itu membuktikan bahwa seluruh hewan memiliki satu nenek moyang bersama.

Gambar-gambar itu disalin ulang dari satu buku pelajaran ke buku pelajaran lainnya selama lebih dari seabad.

Namun, beberapa tahun lalu para ahli biologi menemukan bahwa banyak dari gambar-gambar tersebut palsu, dan kemiripan-kemiripan yang sesungguhnya tidaklah sebesar itu. Akan tetapi, sejumlah buku-buku pelajaran masih saja memuatnya.

Salah satu buku pelajaran yang memuat gambar-gambar cacat tersebut adalah edisi ketiga buku Molecular Biology of the Cell (Biologi Molekuler Sel), buku acuan utama di bidang tersebut. Penulisnya meliputi Dr. Bruce Alberts, pakar biokimia yang juga presiden the National Academy of Sciences (Lembaga Ilmu Pengetahuan Nasional), dan Dr. James D. Watson, ahli genetika yang memperoleh Hadiah Nobel bagi prestasinya dalam mengungkap struktur molekul DNA.

Dalam sebuah wawancara… Dr. Alberts mengatakan gambar-gambar tersebut akan dihilangkan dalam edisi keempat buku pelajaran tersebut, yang akan terbit di penghujung tahun ini (2001, pent.)…

Sungguh mengundang tanda tanya besar, bagaimana bisa pemalsuan ini dapat dipertahankan sebagai fakta ilmiah selama lebih dari seabad? Dan bagaimana mungkin ilmuwan sekaliber Dr. James Watson dan Dr. Alberts bisa sampai memuat gambar-gambar rekayasa itu dalam karya besarnya? Ilmu pengetahuan tidak sepatutnya mempertahankan teori atau bukti yang nyata-nyata telah keliru, apalagi sampai menampilkannya sebagai bukti ilmiah selama seratus tahun.


Ernst Haeckel, salah seorang pemalsu terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ketika pemalsuan yang dilakukannya terbongkar, ia berkata: “Setelah pengakuan yang memalukan atas "pemalsuan" ini, saya sepatutnya menganggap diri saya tercela dan tak berguna, seandainya saya tidak merasa terhibur oleh adanya ratusan "orang hukuman" yang senasib dengan saya, di antaranya terdapat para pengamat paling terpercaya dan para ahli biologi paling terhormat. Kebanyakan dari semua gambar yang ada pada buku-buku pelajaran, makalah dan jurnal biologi terbaik, hingga tingkat yang sama, menanggung dakwaan "pemalsuan", karena semua gambar itu tidak pasti, banyak sedikitnya sudah diubah-ubah, diatur dan dirancang. “ (Francis Hitching, The Neck of the Giraffe: Where Darwin Went Wrong, Ticknor and Fields, New York, 1982, h. 204.) 

0 komentar:

Posting Komentar