Minggu, 29 Januari 2012

SAYAP DAN MUTASI

Mungkinkah Bersayap Melalui Mutasi?

Dalam buku The Origin of Species, Darwin mengungkapkan sejumlah kesulitan yang menghadang teorinya. Dalam bab berjudul “Difficulties of the Theory (Kesulitan-Kesulitan Teori Evolusi)”, ia menulis:

Jika dapat dibuktikan bahwa terdapat organ rumit, yang tidak mungkin dapat terbentuk melalui serangkaian perubahan kecil yang banyak dan bertahap, maka teori saya akan sepenuhnya hancur berantakan. (Charles Darwin, The Origin of Species, edited with an introduction by J.W. Burrow, Penguin Books, 1970, hlm. 219)

Sudah lengkap sempurna sejak awal

Kekhawatiran Darwin terbukti benar sepeninggalnya. Hukum penurunan sifat genetis yang ditemukan ahli botani Austria, Gregor Mendel, telah mementahkan pendapat Lamarck dan Darwin itu. Ilmu genetika yang berkembang di awal abad ke-20 membuktikan bahwa yang diturunkan kepada generasi selanjutnya bukanlah sifat-sifat fisik yang didapatkan semasa hidup, akan tetapi hanya gen-gennya.

Penemuan ini jelas menunjukkan pendapat tentang sifat-sifat perolehan yang terkumpul dari satu keturunan ke turunan berikutnya, sehingga memunculkan spesies baru, tidaklah mungkin. Dengan kata lain, mekanisme seleksi alam rumusan Darwin tidak berkemampuan mendorong terjadinya evolusi. Jadi, teori evolusi Darwin sesungguhnya telah ambruk sejak awal di abad ke-20 dengan ditemukannya ilmu genetika.

Segala upaya lain dari para pendukung evolusi di abad ke-20 selalu gagal, bahkan hanya memperkuat kenyataan bahwa seleksi alam tidak mendorong terjadinya evolusi. Evolusionis terkenal, ahli paleontologi Inggris, Colin Patterson mengakui hal ini:

Tak seorang pun pernah memunculkan satu spesies melalui mekanisme seleksi alam. Tak seorang pun pernah hampir melakukannya, dan kebanyakan perdebatan dalam neo-Darwinisme sekarang adalah seputar masalah ini. (Colin Patterson, "Cladistics", BBC, Brian Leek ile Röportaj, Peter Franz, 4 March 1982)

Ilmu pengetahuan abad ke-20 juga menunjukkan adanya sistem dan organ dengan mekanisme sangat rumit pada makhluk hidup. Sistem dan organ ini takkan berfungsi kendatipun satu saja dari bagian penyusunnya hilang atau tidak bekerja sempurna. Kerumitan yang tak tersederhanakan pada tubuh makhluk hidup ini adalah bukti bahwa seluruh tubuh makhluk hidup tidak terbentuk bagian demi bagian secara bertahap. Dengan kata lain, semua bagian tubuh makhluk hidup pastilah telah muncul seketika secara bersamaan, dalam keadaan telah utuh, lengkap dan sempurna sejak awal kemunculan makhluk hidup itu. Fakta ini dengan telak menggugurkan pendapat evolusionis yang menyatakan makhluk hidup berevolusi secara berangsur-angsur, terbentuk sedikit demi sedikit dan bertahap melalui seleksi alam dalam waktu lama.

‘Mutasi’ Tidak Menghasilkan Jam

Setelah jelas bahwa mekanisme seleksi alam cetusan Darwin tidak memiliki kekuatan evolusi, para evolusionis dipaksa melakukan perubahan mendasar pada teori evolusi. Untuk melengkapi teori seleksi alam, mereka menambahkan mekanisme kedua yang disebut “mutasi”.

Mutasi adalah perubahan atau perusakan yang terjadi pada DNA makhluk hidup, sebagian besar akibat pengaruh luar seperti radiasi atau pengaruh kimiawi. Kini, teori evolusi mengatakan makhluk hidup mengalami perubahan dari satu spesies ke yang lain dan berkembang sebagai hasil dari mutasi.

Ini mustahil, sebab mutasi hanya merusak kode informasi pada DNA dan hanya membahayakan makhluk hidup. Mutasi munguntungkan belum pernah dijumpai di alam maupun di laboratorium, karena mutasi tidak menambahkan informasi genetis baru yang memperbaiki sifat makhluk hidup. Adalah mustahil bagi makhluk hidup untuk mendapatkan organ baru melalui mutasi. Tidak ada reptil yang pernah memperoleh sayap, atau makhluk tidak bermata tidak pernah akan memiliki mata melalui mutasi.

Selama puluhan tahun, evolusionis telah menggunakan pengaruh radiasi dan zat kimia terhadap beragam organisme dalam upaya mendapatkan mutasi menguntungkan. Namun mereka selalu mendapatkan organisme cacat, tidak normal atau mandul. Percobaan tak terhitung jumlahnya yang dilakukan pada lalat buah telah menunjukkan, akibat mutasi tidaklah menguntungkan, bahkan malah merusak atau mematikan. Mutasi merusak kode DNA sempurna dari suatu makhluk hidup dan menjadikannya makhluk cacat.

Kebenaran telah nampak jelas. Kehidupan memiliki susunan dan rancangan yang terlalu rumit dan sempurna sehingga mustahil terbentuk secara evolusi alamiah belaka tanpa disengaja. Jam tangan mekanik tidak dapat terbentuk dengan sendirinya karena kekuatan alam, atau akibat penyusunan roda-roda giginya secara acak atau asal-asalan, tanpa perancangan sengaja. Jam tangan ini pastilah membuktikan keberadaan pembuat jam tangan yang cerdas. Inilah fakta yang berusaha disembunyikan dari pandangan mata manusia oleh teori evolusi

0 komentar:

Posting Komentar